The Pianist: Mengenal Esensi Karakter
Semua orang tahu, permainan Adrien Brody di The Pianist itu memukau. Tapi tidak semua orang tahu kenapa. Kami menemukan alasannya. Apa alasannya? Mari kita ulas tuntas permainan Brody di The Pianist.
Capaian Fisiologis di The Pianist yang Awalnya, Minim
Kalau kita melihat permainan Adrien Brody dari capaian fisiologis, maka di awal film, sampai sekiranya pertengahan film, kami tak melihat capaian fisiologis yang signifikan. Warna suaranya tidak sangat berubah. Aksennya pun tidak terdengar sangat berubah. Cara berjalan Adrien Brody juga tampak tidak diubah. Intinya, satu-satunya perubahan fisiologis yang bisa terlihat di menit-menit pertama film ini, setidaknya sampai satu jam 30 menit kemudian, adalah tubuhnya yang semakin kurus. Tercatat ia berhasil menurunkan berat badannya sampai 14 kilogram. Tentu itu sebuah capaian, dan spesial, tapi tidak semua.
Tapi ketika sudah mendekati menit-menit terakhir film, setidaknya ketika Wladek, tokoh yang dimainkan oleh Adrien Brody memulai pelariannya, perubahan fisik mulai terlihat dan signifikan serta menarik. Pertama, ada perubahan pada caranya memainkan bibir. Dimana Adrien Brody sering menggigit bagian dalam sebelah kiri mulutnya.
Selain itu, jika diperhatikan dengan baik, ada satu peristiwa yang membuat kakinya terkilir. Tepat setelah itu, cara berjalannya jadi berubah. Kakinya terus pincang sampai Wladek berhasil keluar dari tempat persembunyian dan diselamatkan tentara Rusia. Lalu perhatikan baik-baik warna suara tokoh ini ketika ia sudah ada dalam pelarian. Warna suaranya jadi berubah drastis. Terasa sangat serak. Kami rasa perubahan suara itu karena kondisi tertekan yang terjadi pada si tokoh selama pelarian yang terjadi selama beberapa bulan. Selain karena kondisi psikis tokoh ini, juga karena ketersediaan makanan yang sedikit.
Untuk warna suara, coba perhatikan adegan terakhir ketika Wladek ditembaki oleh tentara Rusia karena dikira orang Jerman. Disana, yang seharusnya Wladek mungkin dalam kondisi normal bisa berteriak dan suaranya tak tertahan, tapi ketika adegan itu terjadi suara Wladek jadi serak dan tertahan. Suara itu kami pikir relevan dengan peristiwa yang sudah dilaluinya selama pelarian. Tidak ada makanan, terkena cuaca dingin, dan sendiri.
Selain capaian tersebut, kami tentu juga tidak bisa mengenyampingkan capaian yang terlihat lainnya seperti tumbuhnya brewok, dan rambut yang lebih panjang. Intinya di setengah terakhir film, capaian fisiologis Adrien Brody lebih terlihat. Maaf, bukan di setengah terakhir film, tapi ketika tokoh ini ada dalam kondisi ekstrim, capaian Adrien Brody jauh lebih menarik dari pada ketika tokohnya sedang tidak berada di dalam kondisi ekstrim.
Alasannya Bukan Capaian Fisiologis
Kalau kami menggunakan selera voter Oscar pada umumnya, dimana capaian yang detail pada semua dimensi serta capaian fisiologis yang signifikan adalah salah satu kunci keberhasilan seorang aktor meraih Oscar, maka Adrien Brody terbilang jauh dari capaian tersebut. Karena seperti yang sudah kami sebutkan di atas, capaian fisiologis Adrien Brody di The Pianist tidak sangat signifikan. Bahkan masih cenderung mendekati dirinya sendiri.
Bahkan di awal menonton The Pianist kami sempat bingung, apa yang membuat Adrien Brody bisa mendapatkan Oscar jika permainannya cuma segitu? Tapi kami menangkap satu perasaan aneh yang tersembunyi di dalam tokoh ini. Di awal kami tak menemukan perwakilan kata yang tepat atas perasaan ini. Kami hanya bisa menyebutnya sebuah perasaan “tertekan”. Kami merasa perasaan yang aneh itulah yang membuat kami mau bertahan untuk menonton sampai selesai. Perasaan itu aneh, tapi menarik dan sepertinya menjadi alasan kenapa permainan Adrien Brody memukau banyak orang.
Kami baru menemukan perwakilan kata yang tepat atas perasaan tersebut setelah film ada di bagian pelarian Wladek. Kami kemudian menyebut ini sebagai sebuah perasaan tidak punya. Perasaan tidak memiliki daya apapun. Lalu kami ingat dengan sebuah trivia dari proses pencarian Adrien Brody untuk tokohnya di film The Pianist ini. Seperti yang disebutkan oleh banyak media, Adrien Brody pergi dari apartemennya, menjual semua harta yang dimilikinya, dan memutuskan kekasihnya. Kami rasa semua laku itu adalah upaya untuk mencapai perasaan tidak punya daya.
Perasaan tidak punya daya inilah yang kami anggap sebagai esensi karakter. Atau mungkin dengan bahasa yang lebih puitis, adalah intisari dari si karakter tersebut. Adrien Brody berhasil menemukan intisari karakter sehingga ia tahu harus melakukan apa untuk mengejar dan menciptakan karakternya. Lalu ketika bermain, ia juga tahu harus meletakkan perasaan apa di sepanjang permainannya.
Hampir semua adegan yang dilalui Wladek dari awal film The Pianist sampai akhir mengandung perasaan “tidak memiliki daya” itu. Misalnya ketika adegan Wladek berusaha menyelamatkan anak kecil yang berusaha kabur dari kejaran tentara Jerman, tapi kemudian gagal dan ia mati di pangkuan Wladek. Kita bisa melihat ketidak berdayaan dari karakter ini. Ia tidak menangisi kematian anak itu. Ia terlihat berusaha membuat si anak berdiri tapi gagal. Dan ketika ia tahu si anak sudah mati, ia meninggalkannya begitu saja. Tidak berusaha meminta tolong, atau menangisi ketidak mampuannya menolong si anak, atau marah pada para tentara Jerman di balik tembok yang membunuh si anak tersebut. Ia hanya pergi. Perasaan “tidak berdaya” inilah yang membuatnya melakukan hal tersebut. Bukan, bukan pengecut. Jangan menyamakan tidak berdaya dengan pengecut. Kalau pengecut akan langsung kabur dan menghindar. Wladek melawan, tapi setelahnya ia tahu dirinya tak berdaya. Wladek tahu dirinya tidak bisa melakukan apapun, sehingga ia pergi.
Adegan lain yang menunjukkan perasaan tidak berdaya terjadi ketika Wladek diselamatkan oleh kawan polisinya dan diminta kabur. Ia hanya sekali dua kali memberontak untuk tetap bersama keluarganya. Setelahnya Wladek sadar kalau ia tidak memiliki daya apapun untuk menyelamatkan keluarganya. Sehingga mau tak mau ia harus pergi. Kemudian perasaan sedih muncul karena tak bisa menyelamatkan keluarganya. Wladek lalu terpaksa pergi, dengan perasaan tidak berdaya dan penyesalan serta kesedihan yang begitu besar karena tak mampu menyelamatkan keluarganya.
Kemudian ketika ia berjalan di tengah kota sambil menangis, kami rasa itu bukan tangisan karena meninggalkan keluarganya. Mungkin sebagian iya, tapi sebagian besar menangisi ketidakberdayaannya. Sekali lagi, karena yang dipegang oleh Adrien Brody adalah esensi dari si karakter itu, maka ia tahu mau membawa karakternya kemana dan lebih dari itu, karakternya tahu apa yang dia pikirkan dan rasakan. Hasilnya vibra secara otomatis muncul. Di adegan itu kami merasakan getaran emosi yang hebat dan intens.
Setelahnya, semua dilakukan dengan cara yang sama. Adrien Brody memegang esensi karakternya dan menjadikannya dasar dari segala permainan emosi, respon, dan lakunya. Kami kemudian jadi paham apa yang membuat Adrien Brody memukau banyak orang. Pertama dan yang utama, karena ia memahami esensi dari karakter yang ia mainkan. Selanjutnya, karena ia memahami esensi dari si karakter, ia tahu harus bagaimana untuk menemukan karakternya. Itu kenapa ia menjual semua barang miliknya. Ia membuat dirinya tidak berdaya, sama seperti Wladek. Kemudian, selama permainan, ia menggunakan esensi karakter itu sebagai pegangan. Hasilnya, adalah permainan yang memukau dan menggetarkan.
Ini menurut kami. Kalau menurut kalian? Silahkan tulis di kolom komentar ya!