[Prediksi] Best Actor Oscar 2020; Jelas Tapi Mengejutkan
Nominasi Academy Awards tahun ini sudah diumumkan. Banyak hal yang mengejutkan dan membanggakan dari nominasi Oscar 2020. Hal yang membanggakan adalah masuknya Parasite dan Bong Joon Ho dalam jajaran nominasi. Hal itu tentu membanggakan untuk perfilman Asia dan bahkan mungkin Indonesia. Di luar soal kebanggaan itu, ada hal yang mengejutkan. Dalam sudut pandang AkuAktor tentu soal nominasi Best Actor Oscar 2020, Best Actress, Best Supporting Actor dan Best Supporting Actress lah yang mengejutkan.
Sebelum kita membahas yang mengejutkan dalam kategori-kategori tersebut, mari kita buat prediksi salah satu kategori terlebih dahulu, yakni Best Actor. Siapa yang paling punya kans besar memenangkan Best Actor Oscar 2020 dan kenapa?
Joaquin Phoenix – Joker (40%)
Kalian semua yang sudah menonton film ini pasti sangat yakin bahwa Joaquin Phoenix akan berhasil mendapatkan Oscar pertamanya. Kami pun begitu. Sejak pertama melihat penciptaan Joaquin Phoenix, kami sudah sangat yakin bahwa ia akan mendapatkan Oscar pertamanya. Tapi kenapa?
Pertama, ciptaan Joaquin Phoenix sangat lengkap dari berbagai dimensi. Mulai dari dimensi fisiologis, sosiologis, sampai psikologis. Dari tiga dimensi tersebut Joaquin Phoenix berhasil berada di capaian yang signifikan. Kami bahkan mungkin bisa bilang bahwa di antara nama-nama yang masuk nominasi Best Actor Oscar 2020 tahun ini, ciptaan Joaquin Phoenix lah yang paling menarik dari berbagai dimensi.
Alasan pertama itu juga jadi alasan utama kenapa Phoenix berhak mendapatkan Best Actor tahun ini. Pasalnya, jika melihat bagaimana kecenderungan para Academy Member memilih, capaian Joaquin Phoenix memenuhi selera Academy Member. Coba perhatikan bagaimana hampir setiap tahun, pada kategori ini, aktor yang berhasil sampai pada ciptaan yang lengkap menjadi pemenangnya. Misalnya di tahun 2012 ketika Daniel Day-Lewis berhasil menyabet Best Actor kala itu. Atau Eddie Redmayne, Matthew McConaughey, Jamie Foxx dengan Ray Charlesnya, Rami Malek, Gary Oldman dengan Winston Churchillnya, dan yang lain, hampir mereka semua memiliki capaian yang signifikan dan lengkap pada tiga dimensi itu. Jadi, pada kategori ini, capaian yang lengkap, detail, dan jauh dari si aktor menjadi alasan utama apakah si aktor bisa menyabet penghargaannya atau tidak.
Selain capaian tiga dimensi itu, permainan emosi yang dalam dan kompleks menjadi alasan kenapa seorang aktor bisa masuk dalam nominasi dan mendapatkan penghargaan. Kalau soal permainan emosi ada dua hal yang setidaknya mempengaruhi. Pertama permainan si aktor sendiri, dan kedua adalah porsi adegan dengan emosi kompleks yang ia dapatkan di film. Sebagus apapun permainan emosinya, jika tidak ada porsi yang cukup banyak dan kompleks di film, ia bisa jadi tidak akan mendapatkan penghargaan ini. Kasus yang pernah terjadi pada Daniel Day-Lewis ketika ia bermain sebagai Reynolds Woodcock di Phantom Thread. Ia tidak mendapatkan adegan dengan permainan emosi yang dalam dan kompleks, sekompleks Gary Oldman di Churchill. Sehingga ia hanya mendapatkan nominasi saja.
Nah, di antara 5 nama di nominasi Best Actor Oscar 2020, Joaquin Phoenix memiliki porsi permainan emosi yang cukup kompleks. Tapi tidak sekompleks, sedalam, dan sebesar Adam Driver di Marriage Story. Itulah yang membuatnya hanya mendapatkan kans 40% dalam prediksi kami. Karena dalam soal permainan dan porsi emosi, Joaquin Phoenix masih kalah dengan Adam Driver. Tapi dengan capaian tiga dimensi yang lengkap, yang kami bilang di atas tadi, Joaquin Phoenix tetap memimpin.
Antonio Banderas – Pain and Glory (20%)
Lalu kenapa kami meletakkan Antonio Banderas di urutan kedua dengan 20%? Jika kami bandingkan dengan capaian pemain lain, Antonio Banderas memiliki keunggulan setidaknya pada 3 hal. Pertama adalah soal permainan emosi yang sederhana tapi berlapis, lalu capaian fisiologis yang bisa kami bilang bertanding tipis dengan Leonardo DiCaprio, dan tokohnya yang gay.
Kami merasa, ketika seorang aktor mendapatkan tokoh gay dalam sebuah film, ia memiliki kans untuk masuk nominasi. Terlebih ketika dalam sebuah film ia mendapatkan porsi emosi yang kompleks dan dalam. Kasus yang sama yang pernah terjadi pada Timothee Chalamet. Dalam prediksi kami 2 tahun lalu, sebelum AkuAktor berdiri, Timothee Chalamet mendapatkan kans paling kecil. Karena ia tidak memiliki capaian fisiologis yang signifikan seperti nominator yang lain, dan permainan emosinya juga tak sangat kompleks dan dalam.
Berbeda dengan Antonio Banderas. Ia mendapatkan porsi permainan emosi yang sederhana, berlapis, dan dalam. Porsi dan permainan emosi inilah yang menyebabkannya mendapatkan kans 20% dalam persaingan mendapatkan penghargaan Best Actor Oscar 2020. Ditambah dengan tokohnya yang gay melengkapi porsi 20% kans tersebut.
Bukan hanya karena dua hal itu yang membuatnya mendapatkan 20%. Tapi juga karena film yang ia mainkan bukanlah film asli Hollywood melainkan Foreign Film. Sepanjang sejarah, hanya pernah ada 1 aktor dari foreign film yang mendapatkan Oscar. Ia adalah Roberto Benigni di film Life is Beautiful tahun 1998. Setelah Benigni, tidak ada aktor lain dari Foreign Film yang mendapatkan Oscar.
Kami rasa kenapa hal itu terjadi selain karena capaiannya yang mungkin tidak sesignifikan aktor lain, juga karena persoalan geografis dan politis. Kami tak cukup pandai menjelaskan bagian ini, tapi sepertinya para Academy Member masih lebih memilih aktor yang berasal dari negara atau regionnya sendiri.
Leonardo DiCaprio – Once Upon A Time in Hollywood (16%)
Leo mendapatkan 15% karena 2 hal. Pertama karena capaian fisiologisnya, kedua karena porsi emosi yang ia dapatkan. Jika dibandingkan dengan aktor lain dalam kategori ini, Leo memiliki capaian emosi yang berada di dua terbawah tepat di atas Jonathan Pryce. Capaian permainan emosinya tidak lebih baik dari Joaquin Phoenix, Adam Driver, dan Antonio Banderas. Ia memang memiliki banyak adegan dengan emosi yang dalam dan meledak-ledak. Tapi tidak sebanyak dan sekompleks Adam Driver, Joaquin Phoenix, dan Antonio Banderas.
Tapi kenapa ia berada di atas Adam Driver? Sederhana saja. Alasannya adalah karena capaian fisiologisnya bisa dibilang berada di nomor dua terbaik tepat di bawah Joaquin Phoenix. Leo hampir merubah semua dimensi fisiologisnya. Misalnya pada suara, cara jalan, hingga cara menunjukkan emosi. Hal inilah yang membuatnya mencuri 1% kans dari Adam Driver.
Tapi kenapa ia berada di bawah Antonio Banderas? Tentu karena permainan emosi yang tidak sekompleks Banderas. Jika saja permainan emosi Leonardo DiCaprio sama kompleks dan dalamnya dengan Banderas, maka ia bisa jadi ada di posisi kedua atau bahkan mendekati prosentase yang dimiliki Joaquin Phoenix.
Adam Driver – Marriage Story (14%)
Kami merasa satu-satunya alasan kenapa Adam Driver masuk di nominasi ini adalah karena permainan emosinya yang luar biasa. Jika 5 nominator ini diurutkan berdasarkan permainan emosi dan porsi emosi yang didapatkan, Adam Driver ada di urutan pertama. Ia memiliki porsi emosi kompleks dan dalam yang sangat banyak di film. Ia juga berhasil menunaikan semua porsi emosi itu dengan baik.
Tapi yang membuatnya anjlok dan hanya mendapatkan kans 14% adalah karena capaian tiga dimensi tokohnya. Jika kalian sudah membaca acting review kami soal Marriage Story, kami menuliskan kalau Adam Driver hampir tidak memiliki capaian fisiologis yang signifikan. Ia mungkin bisa berkata bahwa ia merubah sedikit warna suara dan bahasa tubuhnya, tapi ingat, sedikit saja tak cukup. Ia harus membuat capaian tiga dimensi tokohnya signifikan agar bisa dilihat para voter.
Masih soal capaian tiga dimensi tokoh terutama fisiologis, Adam Driver bisa kami bilang berada di posisi paling bawah. Dalam capaian fisiologis, Joaquin Phoenix ada di posisi pertama, Leonardo DiCaprio ada di posisi kedua, diteruskan Antonio Banderas di posisi selanjutnya dan Jonathan Pryce di posisi keempat. Satu-satunya alasan kenapa ia ada di atas Jonathan Pryce adalah karena permainan emosinya yang jauh lebih dalam dan kompleks dari Jonathan Pryce. Itu saja.
Ingat, dalam kategori ini, permainan emosi yang meledak-ledak, dalam dan kompleks saja tidak akan cukup untuk memenuhi selera para voters. Si aktor harus memiliki capaian yang lebih lengkap. Itu kenapa kami sering bilang bahwa dalam kategori ini persyaratan dan persaingannya selalu lebih ketat dibandingkan Best Actress.
Jonathan Pryce – The Two Popes (10%)
Lalu kenapa Jonathan Pryce berada di posisi terakhir? Sederhana saja. Soal capaian fisiologis, Jonathan Pryce hanya ada di posisi tiga terbaik. Sejauh yang kami lihat, Jonathan Pryce hanya mampu menciptakan warna suara dan aksen yang berbeda. Sementara pada laku tubuh, ia hanya berhasil menciptakan sedikit bentuk berjalan dan bentuk torso. Dimana butuh penglihatan yang jeli untuk menangkap perubahan itu. Dengan capaian fisiologis macam itu, Jonathan Pryce belum memenuhi selera para voter.
Terlebih ketika ia juga tak memiliki banyak capaian emosi yang signifikan. Dalam film The Two Popes, Jonathan Pryce tak memiliki porsi emosi kompleks yang banyak. Bahkan porsi emosinya dalam sudut pandang kami paling sedikit di antara yang lain. Lalu kenapa ia bisa masuk nominasi? Kami rasa bukan karena capaian fisiologis dan permainan emosinya. Tapi lebih karena bagaimana ia bisa bermain ansambel dengan baik bersama Anthony Hopkins. Ingat, tahun ini Anthony Hopkins juga masuk nominasi Best Supporting Actor.
Kami rasa itulah alasan utama kenapa Jonathan Pryce masuk nominasi. Karena jika tanpa alasan itu, maka seharusnya ada nama Christian Bale, Taron Egerton, Willem Dafoe, dan Robert Pattinson yang lebih pantas masuk nominasi.
Hal yang Mengejutkan di Best Actor Oscar 2020
Lalu apa yang mengejutkan? Kami sudah menyebutkannya di atas. Kami cukup terkejut ketika tidak ada nama Taron Egerton dan Christian Bale. Karena jika melihat selera para voter, kami rasa Christian Bale dan Taron Egerton seharusnya masuk.
Taron Egerton misalnya; ia berhasil mendekatkan ciptaannya pada Elton John. Ia memiliki capaian tiga dimensi yang juga cukup baik bahkan menurut kami lebih baik dari Leonardo DiCaprio dan Antonio Banderas. Selain itu di film Rocketman, Taron Egerton juga memiliki porsi menari dan menyanyi. Dimana hal ini biasanya menjadi salah satu alasan kuat kenapa seorang aktor bisa masuk nominasi. Hal yang pernah terjadi juga pada Ryan Gosling, Hugh Jackman di Les Miserable, dan Rami Malek di Bohemian Rhapsody. Bahkan Rami Malek berhasil mendapatkan penghargaan tahun lalu.
Selain itu Taron Egerton juga bermain film biopic, dimana sepanjang sejarah Oscar, ketika seorang aktor memainkan tokoh biopic dan setidaknya masuk nominasi Golden Globe dan Screen Actors Guild, seharusnya ia mendapatkan tempat di Oscar. Tapi kenapa Taron Egerton tak masuk nominasi? Kami tak mendapatkan jawabannya. Bagi kami ini cukup janggal.
Lalu Christian Bale. Kami merasa ini adalah hal paling janggal. Jika dibandingkan dengan capaian semua aktor yang masuk nominasi, kami merasa Christian Bale seharusnya ada di posisi kedua tepat di bawah Joaquin Phoenix. Kami rasa juga, jika tahun ini Bale masuk nominasi, maka pertarungan untuk mendapatkan Best Actor Oscar 2020 ada pada Joaquin Phoenix dan Christian Bale. Tapi Bale tak masuk. Kami tak tahu kenapa.
Padahal dalam dimensi fisiologis, Bale hampir sebaik Joaquin Phoenix. Lalu pada permainan emosi, ia ada di taraf yang sama dengan Antonio Banderas. Seharusnya ada Bale masuk nominasi. Tapi tidak. Mungkin ia tak cukup memenuhi selera voter tahun ini.
Nominasi Best Actor Oscar 2020 Menurut AkuAktor
Kami jadi sedikit iseng untuk menuliskan nominasi Best Actor menurut AkuAktor. Dalam sudut pandang kami, inilah nama-nama yang seharusnya masuk nominasi Best Actor Academy Awards tahun ini. Kami mengurutkannya berdasarkan kans para aktor.
- Joaquin Phoenix
- Christian Bale
- Taron Egerton
- Adam Driver
- Antonio Banderas
Itulah prediksi kategori Best Actor. Memang mengejutkan sekaligus mengecewakan. Tapi para Academy Member sudah memilih. Kita lihat siapa yang akan mendapatkan penghargaan sebagai aktor terbaik Oscar tahun ini.