Mowgli yang Lebih “Manusiawi” Dari The Jungle Book

mowgli

Mowgli atau yang memiliki judul lengkap Mowgli: The Legend of The Jungle ini merupakan film garapan Andy Serkis yang rilis pada tahun 2018 ini. Film yang bergenre fantasy adventure ini ditulis oleh Callie Kloves dan diisi oleh cast yang tidak sembarangan. Para pengisi suara dalam film ini antara lain Christian Bale, Cate Blanchett, Benedict Cumberbatch dan Naomie Harris dan juga si sutradara sendiri, Andy Serkis.

Kisah yang Hampir Mirip

Dari segi cerita, Mowgli memiliki jalur cerita yang tidak begitu spesial. Semua jalur ceritanya bisa dibaca dan tertebak. Entah karena memang sebelumnya sudah sempat rilis film dengan judul The Jungle Book, atau karena memang jalur ceritanya tidak ada yang spesial. Jalur cerita film ini sangat “normal”. Orang tua Mowgli terbunuh, ia ditemukan Bagheera, lalu dibesarkan oleh sekelompok Serigala, Shere Khan yang membunuh orang tuanya memiliki semacam obsesi untuk membunuh Mowgli, lalu di bagian akhir Mowgli bertarung melawan Shere Khan, menang dan selesai. Tidak ada yang sangat spesial kecuali satu hal.

Ada satu adegan yang… – tenang, tidak akan di jelaskan –sedikit berbeda dengan jalur cerita film sebelumnya. Adegan tersebut cukup memberi warna yang membuat Mowgli jadi sedikit lebih “manusiawi”.

Source: fortress of solitude

Sebenarnya tidak ada persoalan dengan cerita yang hampir mirip. Karena film ini juga semacam terinspirasi dari cerita yang sama. Meski begitu, melihat film ini seperti melihat The Jungle Book yang rilis 2 tahun sebelumnya dengan Jon Favreu sebagai sutradara dan diproduseri oleh Walt Disney. Hal tersebut karena secara cerita, tidak ada perbedaan yang besar antara kedua film tersebut. Pada film pertama, kalau nggak salah inget, ceritanya juga berkutat pada Mowgli yang berusaha mengalahkan Shere Khan. Film kedua pun kurang lebih seperti itu. Hal ini membuat saya yang sebelumnya sudah menonton The Jungle Book menjadi agak bosan dan dengan mudah bisa menebak jalur ceritanya. (Kecuali dengan adegan berbeda yang disebutkan di atas tadi).

Lalu Apa Lagi yang Membuat Berbeda?

Kita tidak akan membahas perbedaan itu dari segi cerita. Karena ditakutkan malah akan memunculkan spoiler yang sangat berbahaya. Dalam review film ini tidak akan ada spoiler. Sebisa mungkin tidak ada spoiler. Tapi jika kalian ingin tahu review yang ada spoilernya, cobalah baca review acting disini. Di review tersebut akan tersedia banyak spoiler dan cocok bagi kamu yang masa bodo dengan spoiler. Balik lagi bicara soal apa yang membuat Mowgli berbeda dengan The Jungle Book.

Pertama, adalah hasil CGI di kedua film tersebut. Jika kalian masih ingat dengan film The Jungle Book, CGInya begitu “Lucu”. Maksudnya, pada tiap tokoh yang dibuat, seperti misalnya Baloo. Di Mowgli: Legend of the Jungle ini ia terlihat lebih manusiawi (Mungkin kata itu yang bisa mewakili rupa dari Baloo, mau ditulis hewani kayaknya agak aneh). Maksudnya manusiawi disini, tokoh Baloo CGInya terlihat lebih nyata sebagai beruang yang memang punya perjalan panjang. Seperti beruang yang berkarakter. Tepat karena ia juga menjadi guru bagi para serigala, jadi seharusnya ia sering makan asam manis kehidupan. Sementara Baloo di The Jungle Book terlihat lebih Lucu dan punya karakter yang berbeda. Mana yang lebih baik? Tidak ada. Semua kembali pada penonton lebih suka yang mana.

Source: what’s on netflix

Begitu juga dengan beberapa tokoh lain seperti Shere Khan, Bagheera, dan tokoh lainnya. Dalam film Mowgli mereka terlihat lebih punya latar belakang konflik yang jelas. Tidak muncul hanya sebatas untuk dibilang “Aw! So Cute!”.

Lalu apa lagi yang membuat berbeda? Sulit untuk menemukan perbedaan yang lain. Hampir bisa dikatakan, mohon maaf sebelumnya, para penggemar Mowgli jangan sampai tersinggung ya. Tapi kedua film itu sama secara garis besar. Mungkin sekitar 70-80 persen sama.

Pengisi Suara yang Luar Biasa!

Sebelum kalian melihat siapa saja yang bermain dalam film ini, kalian bisa menebak tidak siapa saja yang mengisi suara dalam film ini? Sepertinya akan sangat sulit, kecuali jika kalian mendengarkan dengan sangat detail! Hal itu lumrah karena hampir semua cast yang menjadi pengisi suara untuk tokoh-tokoh penting seperti Shere Khan, Bagheera, Baloo, dan Kaa adalah aktor dan aktris yang tidak sembarangan. Untuk pengisi suara Shere Khan adalah Benedict Cumberbatch, si nominator Oscar. Ia berhasil menciptakan warna suara yang menyatu dengan Shere Khan. Bukan hanya dari bentuknya saja, tapi kompleksitas tokoh Shere Khan berhasil ditunjukkan Cumberbatch dari suaranya. Ia memilih warna suara yang berbeda dari warna suara Cumberbatch biasanya.

Source: Youtube

 

Lalu ada juga Christian Bale yang mengisi suara Bagheera. Sama seperti Cumberbatch, hampir tidak ada kesempatan untuk menduga bahwa itu adalah Christian Bale. Bale jika diperhatikan betul sebenarnya memiliki jenis suara yang agak khas. Terutama karena hampir pada semua filmnya, bibir bagian atasnya punya bentuk yang khas. Hal itu berpengaruh pada cara suara keluar dari mulutnya dan caranya mengucapkan sesuatu. Meski begitu, ia tetap berhasil menyuarakan Bagheera dan membuatnya hidup.

Source: Youtube

 

Baloo dan Kaa si Ular Piton yang setua hutan juga sama. Cate Blancheet berhasil menghidupkan ular itu dengan suara yang berbeda. Malah sebelumnya, saya sempat mengira bahwa yang mengisi suara Kaa adalah Scarlett Johansson karena suaranya hampir mirip. Tapi begitu film selesai dan di credit title muncul nama Cate Blanchett, sungguh tidak terduga!

Kesimpulan

Secara garis besar film ini cukup bagus. Dengan jalur cerita yang mudah ditebak tapi tetap memiliki beberapa kejutan-kejutan menarik membuatnya “terselamatkan” dari kehadiran The Jungle Book yang sudah rilis 2 tahun sebelumnya. Selain itu CGI dan permainan para pengisi suaranya membuat film ini punya ciri khas yang berbeda dari film sebelumnya. Ia terasa lebih “manusiawi”. Jika hendak dinilai, film ini mendapatkan nilai 6.5 dari 10, karena masih bisa membuat saya sedikit ingat pada The Jungle Book. Kalau kamu? Berapa nilai yang pas untuk film yang satu ini? Tulis di kolom komentar ya!

About The Author