Mank; Lebih Baik dari Winston Churchill?

mank

Mank adalah film terbaru Gary Oldman yang sudah disebutkan di website Gold Derby, Variety, EW.com, dan beberapa website yang rutin membuat prediksi Oscar, akan masuk ke dalam salah satu nominee Oscar untuk aktor terbaik. Bahkan di Gold Derby, semua ahli memasukkan nama Gary Oldman dalam daftar prediksi mereka. Meskipun nggak semua menempatkannya di urutan pertama. Tapi hal itu cukup membuat kami tergerak menonton Mank yang akhirnya rilis di Netflix pada 5 Desember 2020 lalu. Kemudian, seperti apa permainan Gary Oldman? Dan karena ia digadang-gadang oleh banyak ahli akan masuk Oscar, maka kami secara nggak langsung juga akan membandingkan capaiannya ketika menjadi Winston Churchill di Darkest Hour. Apakah akan sebaik itu? Lebih baik, atau sebaliknya? Berikut pembahasan lengkapnya;

Bagaimana Capaian Fisiologisnya? 

Seperti biasa, sebelum itu, kami akan menunjukkan beberapa video interview Gary Oldman yang jarak waktu interviewnya agak jauh dari Mank, sehingga kita sedikit banyak bisa tahu bagaimana bentuk tubuh, warna suara, dan aspek fisiologis yang dimiliki oleh Gary Oldman. 

Memang mungkin di dalam video itu kita nggak bisa sepenuhnya melihat bagaimana bentuk dan laku fisik Gary Oldman, tapi seenggaknya kita bisa melihat sedikit bentuk fisik, warna suara, dan bentuk laku fisik Gary. Kalian bisa mencari video yang lain untuk lebih mengetahui bagaimana Gary Oldman bergerak dan berlaku.

Okay, mari kita balik ke pembahasan. Setelah menonton video itu, lalu melihat aspek fisiologis ciptaan Gary Oldman ketika ia menjadi Mank, maka kami bisa berkata kalau ciptaannya tidak memiliki perubahan yang signifikan. Hampir semua perubahan yang diciptakan Gary terasa tipis atau masih cukup dekat dengan dirinya yang asli. Tentu kami mengatakan itu karena membandingkan dengan apa yang ia capai ketika menjadi Churchill. 

Misalnya dari warna suara serta aksen atau aspek-aspek di sekitar hal tersebut. Kalau di Churchill, kami bisa melihat warna suara yang berbeda jauh dengan Gary, aksen yang juga berbeda jauh, bahkan cara memainkan mulut yang juga terasa sangat berbeda dengan Gary Oldman. Tapi di Mank, sebaliknya. Kami memang melihat ada perubahan, tapi tidak sangat berbeda. Di warna suara kami merasa perubahannya sangat tipis. Suara Gary Oldman sebagai Mank terasa agak tipis, seperti hampir cempreng, tapi tidak cempreng, dengan tempo bicara yang hampir selalu pasti dan akhir kalimat yang juga hampir selalu pasti. Perubahan tersebut kami rasa sangat sedikit dan bahkan saking sedikitnya, di menit awal menonton kami kesulitan untuk mengetahui apakah ada perubahan warna suara atau tidak. 

Kemudian lebih detail pada aksen, kami merasa pada pengucapan beberapa huruf dan kata, cara mengucapkan tokoh ini sama seperti Churchill, atau kalau nggak mau dibilang sama, ya mendekatilah. Kami nggak tahu, apakah ini karena Mank dan Churchill berasal dari satu daerah yang sama? Tapi sejauh yang kami bisa ketahui, Mank berasal dari Amerika, dan Churchill lahir dan besar di United Kingdom. Seharusnya ada perubahan aksen yang terasa jelas. Terutama karena fisik keduanya juga terlihat berbeda, maka seharusnya pengucapan beberapa kata tidak akan terlihat mirip. Kami kemudian merasa bahwa jangan-jangan kemiripan itu terjadi karena Gary Oldman yang memainkan keduanya. Maksudnya begini, bayangkan kalau Churchill adalah sebuah lingkaran, lalu Mank adalah lingkaran yang lain. Kedua lingkaran itu kemudian didekatkan dan ada sebuah bagian yang saling bertemu, bagian itu adalah Gary Oldman. Kalau benar itu yang terjadi, maka mungkin ini adalah ciri khas Gary Oldman. Butuh penglihatan lebih tajam dan riset lebih dalam lagi untuk memastikan hal tersebut. 

Meski begitu, pada aspek suara Gary Oldman melakukannya dengan cukup konsisten. Pasalnya perlu diketahui kalau karakter ini mengalami beberapa kondisi. Dari mulai sadar, mabuk, bangun tidur, dan kondisi-kondisi yang lain. Pada semua kondisi tersebut suara Gary kedengaran konsisten. Atau mungkin konsistensi itu terjadi karena tidak ada perubahan yang signifikan? Kalian yang menilai. 

Itu soal suara, lalu bagaimana dengan aspek fisiologis yang lain? Dari tubuh, satu-satunya perubahan yang bisa kami tangkap dengan mudah adalah tubuhnya yang terasa agak gemuk. Tubuh yang gemuk itu sedikit banyak mengubah cara berjalannya. Tapi sedikit sekali. Caranya berjalan jadi agak dibuka dan melebar. Dagunya terasa condong ke atas saat berjalan. Lambaian tangannya juga terlihat melebar. Jika dibandingkan dengan cara berjalan Gary Oldman, sepertinya memiliki sedikit perbedaan. Iya, sedikit sekali. Sulit untuk meyakinkan diri sendiri bahwa ada perubahan pada Mank ciptaan Gary. Sepertinya tubuh yang gemuk itu jadi alasan utama kenapa perubahan itu terjadi. Meskipun, kalau kita sekali lagi bandingkan dengan hasil ciptaannya ketika menjadi Churchill, terasa jauh lebih baik ketika ia menjadi Churchill. 

Tapi perlu dicatat, karakter ini tumbuh dan semua pertumbuhan karakter dimainkan dengan konsisten dan relevan oleh Gary. Misalnya, ada momen Mank yang pincang, dan sehat. Lalu di satuan waktu masa lalu yang tubuhnya masih sehat, dan satuan waktu masa sekarang yang kakinya pincang karena kecelakaan. Semua dijalankan dengan baik oleh Gary Oldman. 

 

Mank yang “In the Moment”

Satu hal yang menurut kami jauh lebih menarik dari capaian fisiologisnya yang tipis adalah beberapa laku spontan yang dilakukan Gary. Misalnya adegan ketika dia mabuk dan turun dari mobil, lalu tepar di atas troli koper. Adegan itu menarik. Di adegan itu nggak cuma kerasa natural, tapi beberapa lakunya, seperti kesandung, dan bahkan turun dari mobil serta jatuh di troli nampak tidak dibuat-buat. Kalau meminjam apa yang dikatakan oleh Michael Caine, Gary Oldman “In the moment”. 

Kalian juga bisa melihat permainan “In the moment” yang sama pada adegan ketika ia berbincang dengan Amanda Seyfried di atas perapian. Kita bisa melihat ketawa kecil yang menarik, otentik, dan relevan dengan peristiwa. Kami bilang otentik karena sejauh yang kami tahu bentuk tawa itu tidak pernah kami lihat pada permainan Gary Oldman yang lain. Jadi, kalau kembali ke aspek fisik, ada sebenarnya perubahan-perubahan yang diciptakan Gary, tapi momennya sedikit dan kecil. Jadi sulit untuk melihatnya. 

Kembali pada soal “In the moment”. Kita bisa melihat lagi di adegan selanjutnya saat ia turun dari perapian. Kita bisa melihat ia sempat berhenti sejenak, melihat ke jalan, lalu turun lagi. Kami rasa laku itu relevan dengan orang yang sedang dihadapi Mank, kondisi usianya, dan keadaan dimana ia harus hati-hati turun dari perapian karena memang cukup tinggi. At least bagi orang seusia Herman Mankiewicz. Pada hampir semua adegan yang terjadi di film ini, Gary Oldman selalu “In the moment”. 

Kesan yang Jadi Kunci

Kami sempat bertanya ketika menonton film ini untuk pertama kalinya. Apa kesan yang diinginkan Gary atas tokoh ini? Apakah ia ingin tokoh ini flamboyan, tenang, cerdas, atau apa? Kami agak sulit menemukannya di momen pertama menonton film ini. Tapi kemudian kami menemukan sesuatu. Satu kata yang dalam bahasa kita bisa mewakili kesan Mank. Kata itu adalah Julid. Mau tidak mau, tokoh ini dibangun sebagai tokoh yang julid, ceplas-ceplos, ngomong suka terlalu jujur, dan kadang tidak perlu. Kami mengetahui hal tersebut dari dialog sang Istri saat berkata bahwa sebaiknya diam saja kalau nggak bisa ngomong yang bagus-bagus. Lalu juga pada dialog Amanda Seyfried saat berbincang berdua dengan Mank. 

Kesan inilah yang kemudian membuat kami lebih mudah memahami cara karakter ini berlaku. Dari kesan ini kami menemukan beberapa adegan yang dilakukan dengan cara yang otentik. Pertama, tertawa kecil yang kami sempat sebutkan di atas tadi. Kemudian adegan ketika Mank berusaha menyelamatkan Shelly dari bunuh diri. Kita bisa melihat cara menunjukkan empati yang tetap terasa julid. Kenapa? Karena ia terkadang ngomong kalimat yang menyindir dan tidak perlu dalam peristiwa tersebut. Tapi ya namanya juga orang julid. 

Adegan lain yang juga menarik terjadi saat ia datang ke ulang tahun LB Mayer. Di adegan monolog panjang itu, sebelum ia memutuskan duduk dan sebelum memecahkan gelas, kita bisa melihat Mank begitu julid. Kesan julid yang dibangun ini kami rasa relevan dan logis dengan banyaknya dialog soliloquy (atau senandika, atau ngomong sama dirinya sendiri) yang muncul pada tokoh ini. Kami rasa kejulidannya ini juga relevan dengan pekerjaannya yang awalnya adalah seorang kritikus drama dan jurnalis. Sebelum kemudian akhirnya menjadi seorang penulis atau lebih tepatnya Ghost Writer. 

 

 

Jika diperhatikan baik-baik, kebanyakan dialognya terbukti tidak muncul dengan sistem sebab akibat secara langsung, tapi lebih kepada respon atas ungkapan orang lain dengan sudut pandangnya. Jadi sebab akibatnya kebanyakan muncul secara tidak langsung. Mankiewicz selalu mengungkapkan apapun yang dia pikirkan, sangat terbuka. Itulah yang kemudian membuat dialog yang dikeluarkan karakter pada beberapa momen terasa aneh dan tak bersebab akibat. Bukan tidak punya sebab akibat, tapi sistem sebab akibatnya muncul dengan cara yang lain. 

Julid memang kesan utama, tapi kemudian juga ada kesan-kesan sampingan seperti misalnya detail. Kesan ini kami rasa relevan dengan semua ucapan yang nyeplos dari mulut Mank dimana sebagian besar adalah sindiran. 

Berlanjut lagi ke adegan ketika ia bikin onar dan monolog di makan malam dengan tema baju sirkus. Di adegan itu kita bisa melihat mabuk yang menarik dan konsisten. Selain itu ia juga merespon ruang dan setiap orang yang ada di ruang tersebut dengan tepat. Dan tak lupa, kesan julid masih tetap muncul dan melekat kuat di karakter ini. Kita bisa menyadari kalau adegan monolog itu sebenarnya racauan Mank dan kejulidannya yang disampaikan pada semua orang. Atau sederhananya, ia sedang menyindir semua orang yang ada di pesta tersebut. Karena kesan dari si karakter masih bertahan, maka monolog yang dikeluarkan oleh Gary terasa masih otentik dan dinamis tapi dengan cara yang menarik. Kita tidak bisa melihat ledakan-ledakan emosi, tapi justru kita melihat dan mendengar kalimat-kalimat yang tajam, menusuk, dan bikin sakit hati. 

Tapi, kita tak hanya diperlihatkan Mankiewicz yang selalu menusuk orang dengan kata-katanya. Pada salah satu adegan terakhir, saat istrinya menyindir dirinya sendiri, kita bisa melihat untuk pertama kalinya sepanjang film, Mankiewicz tersindir. Di adegan itu kita bisa melihat respon yang menarik, sedikit, seperti tertohok telak, tapi sangat menarik. 

Kembali lagi, jika kita bandingkan dengan ciptaan Gary saat menjadi Churchill, tentu kami akan lebih suka ketika ia menjadi Churchill. Kami rasa alasan terbesar kenapa para ahli memasukkan namanya di daftar prediksi peraih Oscar adalah karena keberhasilan Gary Oldman memunculkan kesan karakter. Lantas, jika bicara kemungkinan masuk nominasi, kami masih belum bisa berkata banyak. Tapi kemungkinan dapat Oscar, kami bisa bilang, kecil. 

Terima kasih, viva aktor

About The Author