Round-The-Table Analysis, Yuk #Taudikit!

Istilah Round-The-Table Analysis, sejauh yang kami cari dan tahu, memang tidak secara eksplisit disebutkan oleh Stanislavski dan disebut “Round-The-Table”. Tapi jika kalian membaca Persiapan Seorang Aktor pada bab 5 maka kalian akan menemukan beberapa kalimat yang mendekati pengertian Round-The-Table Analysis. Jadi sebenarnya apa metode ini?
Istilah ini lebih jelas kami dapatkan dari buku Bella Merlin berjudul Konstantin Stanislavsky yang terbit pada tahun 2003. Menurut Bella Merlin, Round-The-Table Analysis adalah bagian besar dari perjalanan kesenian Stanislavsky. Bella menyebutkan kalau ada 4 bagian besar dalam perjalanan kesenian Stanislavski. (1) Tahun-tahun amatirnya, (2) Sutradara yang Diktator, (3) Round-The-Table Analysis, dan (4) Warisan Utama. Nah, Round-The-Table Analysis ini berada di kisaran tahun 1906 sampai 1930 an awal.
Round-The-Table Analysis secara sederhana berarti analisa meja bundar dimana sutradara, aktor, dan segala pihak yang berhubungan dengan pementasan melakukan analisis teks bersama-sama. Di dalam metode ini mereka mempelajari setiap kata yang ada di dalam naskah, dan berusaha menemukan masa lalu dan masa depan karakternya. Selain itu mereka juga menganalisis struktur drama, memecah beberapa bagian menjadi bit, hingga menemukan tujuan karakter atau tugas dari karakternya. Di dalam Round-The-Table analysis ini pasti akan ada diskusi dan debat.
Tujuan dari metode ini sangat spesifik, yakni dengan diskusi naskah, kelompok teater itu atau siapapun yang terlibat dalam proses kreatif penggarapan naskah merasa bahwa mereka memiliki produksi tersebut. Merasa kalau mereka semua punya tanggung jawab menciptakan karakter mereka. Tapi ada satu hal menarik yang dikatakan Bella Merlin. Ia menyebutkan bahwa diskusi ini bukan terikat ada kepala dan intelektual saja, tapi imajinatif dan bahkan emosional. Di tahap inilah Stanislavski mulai mengembangkan sebuah konsep bernama Memori Afektif, Emotional Memory, atau Ingatan Emosi.
Pada akhirnya, metode ini bisa dimengerti sebagai sebuah metode kombinasi antara imajinasi, ingatan emosional, dan analisis tekstual. Dari kombinasi itulah, di tahun 1900an metode ini memicu praktik-praktik baru pada latihan Stanislavski. Tujuannya kembali kepada “Membawa kehidupan jiwa manusia ke atas panggung”. Diskusi Meja Bundar ini yang awalnya hanya beberapa jam, pada perkembangan selanjutnya diperpanjang hingga beberapa bulan karena setiap aktor semakin terlibat.
Tahu istilah ini? Kalau belum tahu, kita kasih tahu dikit, sisanya cari sendiri ya! Anyway, di save lah, biar nggak lupa! Sama di share juga ya!
Source: Bella Merlin, Konstantin Stanislavski.