Menganalisis Naskah, Ini Langkah-langkahnya!
Apa langkah-langkah yang tepat dalam menganalisis naskah? Ada banyak sebenernya. Bahkan setiap tokoh keaktoran punya langkah-langkahnya sendiri untuk menganalisis naskah. Uta Hagen misalnya, punya 9 pertanyaan (kalau nggak salah), pun begitu dengan tokoh keaktoran lain. Tapi apa sebenarnya prinsip dasar menganalisis naskah?
Baca Aja Dulu!
Nih! Penyakit banyak orang! Belum juga baca, baru beberapa kata, udah latah. Sok-sok menduga karakter dan naskahnya bicara apa. Sok-sok menduga alur ceritanya. Sok tau lu! Nggak! Jangan begitu! Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menganalisis naskah adalah baca doank. Baca aja! Itu kenapa langkah pertama di sebuah proses adalah reading. Baca aja! Ngapain pakek emosi? Udah tau? Baru juga baca! Kalau udah “Dramatic Reading” baru deh tuh, pakek emosi.
Kalau kalian nggak “baca aja dulu”, nanti kalian membuat paradigma sendiri yang bisa jadi paradigmanya salah atau nggak tepat. Kalau paradigmanya udah salah, maka pondasi dasarnya bisa jadi salah. Bangunan selanjutnya atau pemahaman-pemahaman yang muncul berikutnya juga bisa jadi salah. Jadi, baca aja dulu!
Menganalisis Naskah dari Struktur dan Tekstur.
Ini menurut George R. Kernodle. Kalau naskah itu terdiri dari Struktur dan Tekstur. Struktur itu terdiri dari plot, karakter, dan tema. Lalu Tekstur itu terdiri dari dialog, mood, dan spectacle. Kalian bisa memakai teori dari Kernodle ini untuk menganalisis naskah.
Tapi, bisa jadi teori ini terlalu rumit untuk sebagian orang. Jadi, apa yang harus dilakukan? Baca aja, lalu catat informasi apapun yang kalian temukan di naskah. Mulai dari informasi layer pertama, yang paling mudah terlihat. Baru setelah itu mulai masuk lebih dalam ke layer-layer berikutnya.
Strukturalisme Genetik.
Kalau informasi yang kalian dapatkan di naskah ternyata masih kurang dan ada banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul karena informasi yang kalian dapatkan itu, maka gunakan teorinya Lucien Goldman, Strukturalisme Genetik. Teori ini kurang lebih menekankan hubungan antara karya sastra sama hal-hal yang berada di luar karya sastra itu. Misalnya, penulis, kondisi sosial kala itu, kondisi penulis, karya sebelumnya, dan lain sebagainya. Kamu bisa pakai teori ini untuk melengkapi analisis naskahmu.
Jadi yang pertama, baca dulu! Iqro! Baca aja dulu, jangan berparadigma dan menduga-duga sebelum membaca! Baca dulu ye!