Bumi Manusia; Flash Review dan 3 Tips Menonton
Bumi Manusia rilis besok tanggal 15 Agustus. Artikel ini hanya sebatas Flash Review, review singkat tanpa Spoiler. Selain itu kami berikan sedikit tips untuk menonton film ini.
Flash Review Bumi Manusia
Mari kita kesampingkan bentuk yang sama dari Iqbaal, Dilan, dan Minke. Karena nyatanya, tidak ada perubahan yang signifikan. Ini bisa jadi sebuah penyesalan, karena tokoh Minke ini fiktif, ia punya ruang terjemah yang luas dan bebas secara bentuk, tapi sayang tidak di eksplor dengan baik dan berani.
Jadi, karena bentuk kita kesampingkan, mari fokus pada permainan emosi saja. Intinya, kalian akan bisa melihat permainan emosi yang sedikit lebih dinamis daripada ketika Iqbaal ada di Dilan. Dinamis artinya lebih berwarna dari pada Dilan yang lempeng.
Dinamika itu rasanya muncul karena Iqbaal (sangat terlihat di beberapa adegan) berusaha mendengarkan dengan baik dan menangkap impuls yang diberikan. Sehingga takarannya terkadang tepat tapi terkadang juga tidak tepat karena semacam kelelahan konsentrasi. Atau terlalu berlebihan di awal sehingga pada bagian akhir, atau ketika emosi harus lebih naik lagi, Iqbaal tidak kuat lagi “mendaki”, sehingga jadi monoton.
Secara emosi memang lebih intens, dan dinamis dari film sebelumnya. Setidaknya Iqbaal menunjukkan perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih baik. Doi masih muda, perjalanan keaktorannya masih sangat panjang. Jadi tak masalah rasanya kalau dalam film ke-4 nya kalau tidak salah (cmiiw), kualitasnya masih belum terbangun maksimal.
Untuk pemain lain, tidak ada yang sangat menarik perhatian. Jangan terlalu berharap pada Annelies, Suurhoff, atau Robert. Tapi hati-hati. Hati-hati dengan Darsam dan Nyai Ontosoroh!
Tips Menonton Bumi Manusia
Pertama, Bagi Pembaca Bumi Manusia
Untuk para pembaca Novelnya, jauhkan dulu interpretasi kalian ya! Ingat! Ketika buku ini sudah diadaptasi, maka secara tidak langsung “penulis sudah mati”. Ingat kata Roland Barthes ya!
Dan lagi, bukan membela sutradara. Kita tahu kalau buku itu penggambarannya filmis, detail, dan sangat panjang. Kalau itu mau dijadikan film, mungkin butuh durasi 12 jam lebih! Nah, Ingat kata-kata “Adaptasi” ya! Atau kalau perlu juga, ingat kata-kata “Alih Wahana”.
Intinya, jauhkan dulu deh interpretasi pribadi kalian. Karena setiap buku, beda kepala, sudah pasti beda interpretasi. Kali ini coba nikmati interpretasi Hanung Bramantyo dulu. Mungkin akan menambah wawasan soal interpretasi orang lain.
Kedua, Bagi yang Belum Baca
Tak masalah, nonton saja. karena setelah menonton, kalian justru akan tertarik membaca novel Bumi Manusia.
Ketiga, Untuk Para Aktor
Nikmati saja jalur ceritanya ya! Dan hati-hati dengan Nyai Ontosoroh dan Darsam. Itu saja!
Selamat menonton!
NB; Flash Review ini nggak dibiayai siapapun. Penulis juga boro-boro kenal sama Hanung Bramantyo. Mungkin kita kenal, tapi Hanung-nya yang nggak kenal kita!