[Acting Review] One Flew Over The Cuckoo’s Nest; ¾ yang Memukau
Pernah mendengar film yang satu ini? Mungkin kebanyakan dari kalian tidak tahu dengan film One Flew Over The Cuckoo’s Nest. Pantas saja, karena film ini rilis tahun 1975. Yups! Sebagian besar dari kalian mungkin belum lahir, atau bahkan orang tua kalian juga belum lahir. Sekedar informasi, film One Flew Over The Cuckoo’s Nest ini adalah salah satu film yang dibintangi oleh Jack Nicholson dan membuatnya mendapatkan Oscar pertamanya setelah 4 kali ia hanya mendapatkan nominasi. Bukan hanya jadi tonggak sejarah baru bagi Jack Nicholson, film ini juga jadi film dimana Louise Fletcher meraih Oscar pertama dan satu-satunya sepanjang karir keaktorannya.
Oh iya, untuk sinopsis sendiri, film ini kurang lebih bercerita tentang Jack Nicholson yang memerankan tokoh McMurphy. Ia adalah seorang laki-laki “Aneh” yang dikirim ke rumah sakit jiwa dari penjara karena polisi ingin tahu apakah ia benar-benar gila atau tidak. Film ini bercerita tentang kisah McMurphy di dalam rumah sakit jiwa itu. Sementara Louise Fletcher sendiri berperan sebagai Suster Ratched yang merupakan suster kepala dalam rumah sakit jiwa tersebut.
Seperti biasa, karena ini adalah rubrik acting, kita tidak akan membahas dan mereview filmnya. Kali ini kita akan membahas akting dari Jack Nicholson, Louise Fletcher, Brad Dourif, dan beberapa pemain lain dalam film ini. Kenapa One Flew Over The Cuckoo’s Nest menjadi salah satu film pilihan tim AkuAktor untuk dibahas keaktorannya dan apa saja yang menjadikan akting para pemainnya menarik? Bukan hanya itu, tapi kenapa hanya ¾ saja yang menarik? Berikut ulasan lengkapnya;
Jack Nicholson dan Tokoh yang “Kayaknya” Gila!
Secara garis besar tidak ada yang tidak menarik dari film ini. Terutama permainan para aktornya. Pada bagian pertama ini, kita akan membahas tentang Jack Nicholson dan McMurphy, ciptaannya. Seperti yang sudah dikatakan di paragraf kedua di atas bahwa film ini bercerita tentang seorang kriminal yang dianggap gila dan ia dimasukkan ke rumah sakit jiwa guna memastikan apakah ia benar-benar gila atau tidak. Tokoh yang “kayaknya” gila ini menurut pengamatan tim akuaktor berhasil ditunjukkan dari menit pertama kemunculan Nicholson.
Pada adegan pertama kemunculan Nicholson, kamu akan melihat tokoh ini keluar dari mobil polisi dengan borgol di tangannya. Coba perhatikan! apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran kalian melihat tokoh yang diciptakan oleh Nicholson. Hampir tidak ada yang spesial. Cara berjalannya seperti tidak ada yang berubah, tokohnya seperti tidak ada yang menarik, dan bisa dibilang pada detik-detik awal, tokoh ini sama sekali tidak menarik. Tapi coba tunggu sampai borgolnya dilepas. Yes! Perhatikan baik-baik ketika borgol dilepas dan ekspresi apa yang dikeluarkan oleh McMurphy. Kita yang awalnya mengira bahwa tokoh ini hanyalah seorang kriminal, mendadak berpikir tokoh ini juga “sakit” jiwanya. Ketika borgol dilepas, ia terlihat senang tapi dengan cara yang aneh. Ia seperti orang gila, garis bawahi kata seperti. Kita tidak disuguhi McMurphy yang gila, tapi disuguhi McMurphy yang “sepertinya” gila.
Jika tadi di atas kami menyebutkan bahwa tidak ada yang spesial dari ciptaan Nicholson, terutama cara jalan dan bahasa tubuh (karena masih diborgol), hal itu berubah 180 derajat ketika borgol telah dilepas. Dari sana tim akuaktor bisa menangkap ada perubahan suara dan aksen pada McMurphy. Kami tentu tidak serta merta menduga itu. Sebelum menonton film ini, kami mencari film-film Nicholson yang diproduksi sebelum film One Flew Over The Cuckoo’s Nest. Kami mendapatkan perbedaan yang cukup signifikan. Terutama pada film The Last Detail yang rilis 2 tahun sebelumnya. Cuplikannya bisa kamu tonton di bawah ini.
Sangat terlihat perbedaan dari tokoh di The Last Detail dan tokoh di One Flew Over The Cuckoo’s Nest. Tapi nampaknya perbedaan itu tidak sangat terlihat di film yang rilis setahun sebelum One Flew Over The Cuckoo’s Nest yang berjudul Chinatown. Coba lihat cuplikannya di bawah ini;
Lalu bandingkan dengan cuplikan film One Flew Over The Cuckoo’s Nest yang satu ini;
https://youtu.be/dIzw6KKZLgA
Jika kamu perhatikan baik-baik, ada beberapa titik yang ciptaannya terasa sama. Oh iya, untuk soal interview, kami kesulitan mendapatkan dokumentasi interview Jack Nicholson di tahun sebelum 1980an. Jadi perbandingannya kita perlihatkan dari film sebelumnya.
Kembali lagi soal capaian dan perbedaan ciptaan tokoh Nicholson di film Chinatown dan One Flew Over The Cuckoo’s Nest. Jika dalam film The Last Detail, perbedaannya tampak cukup signifikan, pada film Chinatown, perbedaannya tak terlihat cukup siginifikan. Misalnya soal warna suara, caranya tertawa, nada bicaranya, ekspresi wajah, dan beberapa hal lain yang terlihat sedikit sama. Tapi anehnya, kami tidak merasakan persamaan tersebut mengganggu bayangan kami soal tokoh McMurphy. Ia seolah diciptakan oleh Nicholson berdiri sendiri dan berbeda dengan tokoh yang sebelumnya sempat ia mainkan.
Rasa “berbeda” itu lebih terlihat lagi ketika ia sedang berhadapan dengan pimpinan rumah sakit jiwa. Laku yang diciptakan Nicholson sangat menarik. Salah satu laku yang terlihat sangat menarik adalah ketika ia memukul meja. Pada laku itu terlihat bahwa ia tidak merencanakan laku tersebut. Laku memukul meja itu terlihat seperti improve tapi improve yang tak sembarangan. Ia seolah hadir karena memang tokohnya hidup. Laku itu selaras dengan tokoh yang dibangun oleh Nicholson.
Lalu bicara soal improve dan laku yang unpredictable, dalam film ini Nicholson menciptakan McMurphy sebagai tokoh yang tingkah lakunya tidak bisa ditebak sama sekali. Selain adegan ketika berhadapan dengan pimpinan Rumah Sakit Jiwa, laku lain yang tidak tertebak dan menarik adalah ketika ia sedang berkumpul bersama pasien lain dan suster Ratched untuk berkonsultasi. Banyak respon-respon menarik yang ditunjukkan Nicholson di adegan ini. salah satunya ketika ia menirukan Harding dan ketika ia mendengarkan lawan mainnya berdebat. Respon yang hadir begitu hidup dan seolah berjalan selaras dan satu nafas dengan tokoh McMurphy. Bukan respon yang diciptakan sehingga terkesan artifisial. Respon McMurphy muncul sebagai respon manusia yang hidup.
Selain itu, ada juga respon dan gestur yang menarik dari Nicholson ketika ia hendak mengangkat semacam kotak kran air yang sangat berat. Disana terlihat respon dan gestur yang sangat menarik. Ketika ia mengatakan “hmmm” pada adegan tersebut, ia terlihat mengangkat kakinya sehingga bagian pundak terlihat terangkat bersamaan dengan nada “hmmm” yang juga ikut naik. Respon itu sekali lagi tak terlihat artifisial atau sekedar pamer. Respon dan gestur itu sejalan dan selaras dengan perasaan dan pikiran tokoh ciptaan Nicholson.
Setiap laku yang dimunculkan oleh Nicholson dalam film ini hampir semuanya tidak bisa tertebak. Seperti apa yang sudah dinyatakan di atas bahwa tokoh ini masuk ke rumah sakit jiwa karena ingin menjawab pertanyaan apakah ia benar-benar gila atau tidak, laku Nicholson membuat kami bingung, apakah ia benar-benar gila atau tidak.
Mengenai respon dan gestur atau laku, kami mencoba meminjam apa kata Stanislavski dalam buku Membangun Tokoh;
Dalam akting tidak boleh ada gestur yang dilakukan hanya demi gestur itu sendiri. Gerak kalian harus selalu mempunyai tujuan dan terkait dengan muatan atau isi peran kalian.
Itulah yang terjadi pada respon dan laku McMurphy. Tiap gestur yang muncul itu bukan dilakukan untuk gestur itu sendiri atau hanya sekedar menunjukkan gestur saja, tapi muncul karena punya tujuan yang terkait dan selaras dengan tokoh yang sedang dimainkan. Begitulah seharusnya seorang aktor. Bukan malah sibuk menunjukkan kemampuannya dan lupa bahwa yang ia mainkan adalah tokoh lain, bukan dirinya yang sedang pamer kemampuan bisa memainkan tokoh tersebut.
Respon yang dikeluarkan oleh Nicholson itu pun terlihat bukan sekedar muncul karena “agar unik”. Tapi memang muncul karena cara McMurphy merespon peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Sekali lagi, bukan cara Nicholson merespon peristiwa, tapi cara McMurphy merespon peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Louise Fletcher yang “Datar tapi Dalam” dan Billy Bibbit yang Menarik
Datar tapi dalam. Sepertinya kalimat itu yang paling tepat untuk menggambarkan permainan Louise Fletcher. Ya, dalam film ini bisa dibilang tidak ada ekspresi besar dari tokoh Suster Ratced yang ia mainkan. Tokoh ini sepertinya diciptakan Fletcher sebagai perempuan dingin yang cukup dengan melihat saja ia sudah bisa mengalahkan lawan mainnya. Kurang lebih itulah yang terjadi pada tokoh Suster Ratched. Tidak ada yang menarik perhatian kami selain ekspresi yang terkesan datar dan mata yang kuat dari Louise Fletcher.
Salah satu contohnya bisa kamu lihat di adegan ketika ia berdebat dengan McMurphy saat McMurphy ingin menonton siaran baseball. Dalam adegan tersebut, McMurphy dengan sangat ekspresif menunjukkan keinginannya untuk menonton siaran Baseball. Tapi Ratched malah sebaliknya. Ia tak menunjukkan ekspresi yang besar. Meski tak besar, ekspresinya kuat sekali. Pandangan matanya juga sangat kuat. Padangan mata yang diciptakan oleh Louise itu seperti pandangan mata yang punya banyak persoalan pelik di dalamnya dan berkata “I don’t give a f*ck!”
Selain Louise Fletcher, ada satu lagi tokoh yang ciptaannya cukup menarik. Nama tokoh tersebut adalah Billy Bibbit yang dimainkan oleh Brad Dourif. Meskipun ia tak terlalu banyak muncul, tapi tokoh ciptaannya menarik. Pilihan Brad untuk membuat tokohnya terbata-bata dengan pandangan yang malu-malu dan lelaki yang takut pada ibunya seolah selaras dan tepat. Dan lagi-lagi, ciptaan itu tidak artifisial. Ciptaan Brad Dourif nampak sangat hidup.
Hanya ¾ yang Oke!
Well, inilah kenyataan yang harus kami katakan ketika menonton film ini. Terutama ketika kita membahas tentang keaktorannya. Jika tadi di awal kami mengatakan bahwa tokoh McMurphy sangat menarik, aktingnya unpredictable, dan respon serta gesture ciptaan Nicholson menarik, itu hanya berjalan ¾ film saja. Sementara ¼ sisanya kami tak melihat sesuatu yang menarik. Hampir semua akting Nicholson yang awalnya unpredictable jadi sangat terduga. Meskipun ia tetap berhasil menjalankan hidup tokoh tersebut, tapi poin yang sepertinya membuat Jack Nicholson berhasil meraih Oscar pertamanya, berakhir setelah masuk ¼ bagian terakhir film One Flew Over The Cuckoo’s Nest.
Kami bisa mengatakan bahwa yang menarik itu hanya muncul di awal sampai menjelang akhir. Sementara di bagian-bagian akhir, tidak ada lagi respon yang menarik, gesture yang tak terduga, pilihan nada yang tak terduga, dan lain sebagianya. Semuanya sudah sangat tertebak. Terlebih lagi ketika akhirnya sutradara memilih ending yang aneh bagi McMurphy. Dibunuh oleh Chief karena otaknya telah dioperasi oleh tim dokter. Sungguh ending yang tidak memuaskan.
Agak aneh memang, jika kebanyakan film itu tidak menarik di awal tapi menarik di akhir, film ini kebalikannya. Ia menarik di awal, tapi membosankan di akhir.
Tapi di luar itu semua, permainan Jack Nicholson, Louise Fletcher, Brad Dourif dan beberapa aktor lain terasa spesial. Masing-masing dari mereka kuat dengan tokohnya sendiri-sendiri. Semua tokoh yang mereka ciptakan terasa hidup dan bahkan saling menghidupi satu sama lain.
Oh ya, ada sedikit informasi menarik dari film ini. Jika kamu memperhatikan para figuran yang ada di film ini, dan merasa mereka aktingnya bagus-bagus, maka tak usah heran. Mereka adalah pasien rumah sakit jiwa sungguhan!
Demikian review akting One Flew Over The Cuckoo’s Nest kali ini. Semoga bisa mencerahkan dan memberikan inspirasi untuk selalu menjadi aktor yang lebih baik.
Viva aktor!