The White Tiger; Adarsh Gourav yang Mengejutkan!
Udah nonton The White Tiger belum? Kalau belum nonton film ini, kalian wajib segera menontonnya. The White Tiger adalah sebuah film yang diproduksi oleh Netflix dan disutradarai oleh Ramin Bahrani. Film ini mendapat banyak review positif. Bahkan di Rotten Tomatoes, ia mendapatkan nilai 90%. Tapi alasan kami menonton The White Tiger bukan karena nilai tersebut. Justru karena beberapa kanal berita yang menyebutkan bahwa permainan Adarsh Gourav, seorang aktor yang tidak begitu dikenal, berhasil memukau banyak pihak. Kami jelas tertarik, sekaligus tidak mau berekspektasi terlalu banyak pada aktor ini. Tentu, kami harus begitu, agar tidak terlalu dikecewakan. Tapi, setelah selesai menonton, kami tercengang. Saking tercengangnya, kami memutuskan untuk segera membuat Acting Review The White Tiger, yang biasa, kami akan menunggu sebulan dulu sebuah film rilis, baru mereviewnya. Tapi The White Tiger membuat kami tak sabar. Jadi, ini acting review di The White Tiger.
VIDEO ACTING REVIEWNYA BISA KAMU TONTON DI BAWAH INI!!!
Kombinasi Fisik Karakter dan Aktor
Adarsh Gourav bermain sebagai Balram Halwai di The White Tiger. Jika kita melihat capaiannya secara fisiologis, maka kami bisa bilang tidak banyak perubahan. Untuk bentuk fisik ya, maksudnya ketika tubuh diam, kami tak melihat ada wajah yang diubah, cara berdiri yang berubah, atau bentuk torso yang berubah ketika diam. Tapi laku tubuh tokoh Balram ini berubah dan menarik. Coba perhatikan baik-baik. Di sepanjang film hampir selalu muncul laku tubuh dimana dia sering menyembunyikan tangannya ke belakang dan itu kami rasa merepresentasikan karakternya yang sepertinya berusaha dibuat memiliki kesan misterius tapi sekaligus sederhana dan loyal. Bentuk tubuh tangan di belakang dengan badan yang condong ke depan, lalu leher yang suka agak miring entah ke kiri dan ke kanan memberikan kesan baik untuk karakter ini kalau dilihat dari depan, dan memberikan kesan misterius kalau dilihat dari belakang. Ditambah lagi ketika bentuk tubuh itu hampir hanya selalu muncul ketika ia berhadapan dengan majikannya. Perhatikan ketika dia berhadapan dengan orang yang setara dengannya. Tidak ada laku tubuh itu.
Laku tubuh itu yang kami rasa paling menarik. Selain itu senyum Balram yang sering sekali muncul di karakter ini melengkapi kesan karakter yang misterius. Kami nggak bisa bilang karakter ini berbohong. Karena karakter ini menjalani semua kehidupannya tanpa mengada-ada. Dia benar-benar belajar nyetir untuk bisa jadi supir, benar-benar mengatakan dimana dia berasal, tanpa menyembunyikan apapun. Jadi kami rasa karakter ini sebenarnya sedang tidak berbohong atau bahkan merencanakan kebohongan. Seenggaknya di awal sampai pertengahan film ya. Tapi laku tubuh yang kami bilang di atas, membuat kami berpikir bahwa akan ada sesuatu yang tumbuh dan mengejutkan dari Balram.
Lalu kesan lain yang bisa kita dapatkan dari laku tubuhnya adalah kesan pelayan yang kuat dan kesan setia yang menempel lekat di karakter ini. Kami rasa kesan itu berhasil muncul karena pemahaman yang kuat atas tujuan karakter. Menurut kami, tujuan dari karakter ini adalah ingin kaya. Ingin lepas dari kemiskinan yang membuatnya terkungkung siap dibunuh seperti ayam jago dalam tempat penjagalan ayam, seperti yang dia bilang.
Masih di laku tubuh, selain tubuhnya yang condong ke depan dan jadi membuatnya terlihat sedikit ke bawah, kepalanya yang cenderung menjorok ke depan, kayak kura-kura, memperkuat karakter yang punya rahasia besar atau punya rencana besar di dalam hidupnya yang nggak semua orang tau, bahkan penonton. Kami yang berdiri sebagai penonton, tahu dia punya sesuatu yang besar, tapi kami nggak tau itu apa. Setelah kami pikir-pikir, Balram itu sama persis kesannya seperti judul film ini, The White Tiger. Balram punya kesan buas yang ditutupi dengan kesan putih yang bersih dan sekaligus menakutkan.
Jika diperhatikan baik-baik, beberapa laku tubuh Balram memang punya Adarsh. Misalnya bentuk mulut Balram yang kami rasa sama dengan adarsh. Bentuk mulut bagian kirinya seperti agak ditarik. Tapi satu hal yang membuat kami sadar dari permainan Adarsh adalah kombinasi antara laku tubuh si aktor secara personal dan laku tubuh karakter yang membuat kesan yang dibutuhkan Balram jadi semakin kuat. Kombinasi bentuk tubuh Balram dan Adarsh inilah yang membuat kesan tenang, baik, tapi penuh rahasia besar muncul di karakter ini.
Kami sempat berpikir, apakah laku tubuh Balram adalah laku tubuh kebanyakan orang desa di India? Kenapa kami berpikir begitu? Ketika adegan Balram kecil, kami melihat laku tubuh yang sama saat dia berhadapan dengan gurunya di ruang kelas. Tangannya ke belakang badannya condong ke depan, dan lehernya agak menjorok ke depan. Laku tubuh ini relevan dengan laku tubuh Balram dewasa. Pertanyaannya adalah, apakah ini direncanakan Adarsh dan si sutradara? Atau tercipta begitu saja? Jika ini tercipta begitu saja, pertanyaannya berkembang, apakah si aktor cilik itu menciptakan bentuk tubuh itu, atau itu memang bentuk tubuhnya sehari-hari yang kemudian membuat kami menaruh curiga bahwa bentuk tubuh Balram yang diciptakan Adarsh Gourav adalah bentuk tubuh kebanyakan orang India. Kami harus Bincang Aktor dengan Adarsh sepertinya.
Masih bicara soal kesan karakter ini yang muncul kuat karena laku tubuh yang kami bilang di atas. Kami mencoba mencari tahu, kenapa laku tubuh Adarsh yang macam itu membuat kami berpikir karakter ini punya hal besar yang akan dia sembunyikan? Kami lalu berpikir, sepertinya itu muncul karena di adegan awal, kita sudah melihat Balram yang eksentrik, seram, gondrong, dengan kumis yang unik. Ditambah lagi pada adegan awal itu kami melihat Balram sudah memiliki pandangan mata yang “membunuh”. Rasa-rasanya kemunculan Balram di awal membuat kami berpikir bahwa karakter ini punya sesuatu yang sedang ia sembunyikan.
Emosi dan Reaksi The White Tiger
Itu soal capaian fisiologis yang kami nggak bisa bilang signifikan, tapi berhasil memunculkan kesan yang sesuai sekaligus menarik. Sementara untuk capaian emosi dan reaksi, kami merasa aspek ini jauh lebih menarik dari pada capaian fisiologis yang sudah menarik itu. Coba perhatikan adegan ketika Balram main game dengan Ashok. Ada respon kecil tapi sesuai dengan peristiwa, karakter dan dijalankan dengan tepat. Di adegan itu ada momen Balram diminta duduk sejajar dengan tuannya. Tapi kemudian ia melihat ke arah kursi dan menyadari kalau dia sejajar dengan tuannya, dan langsung kembali duduk di bawah. Balram tahu, ia nggak boleh ada di posisi sejajar dengan majikannya.
Balram juga kami rasa dibangun sebagai karakter yang merespon dan berpikir dengan cepat. Perhatikan adegan ketika dia tiba-tiba secara nggak sengaja menyentuh mata dan leher belakangnya saat mengantar majikannya ke kampung halaman Balram. Kami menangkap kalau sebenarnya gerakan itu biasa aja, normal. Tapi ketika si majikan merespon lain, Balram merespon “iya” dengan cepat. Di momen itulah Balram membangun kebohongan. Senyuman kecilnya muncul sebagai respon atas percayanya si majikan. Setelah itu ia sempat melihat ke belakang lewat spion untuk menikmati dua orang yang berhasil dia tipu, dan melihat keluar mobil lalu melakukan kebohongan yang sama. Cara menjalankan respon yang baik, tepat, dan menarik.
Lalu perhatikan juga adegan ketika dia selesai mencuci mobil dari darah setelah tabrakan kemudian tidur di kamarnya yang penuh kecoa. Di adegan itu kita bisa melihat senyuman yang begitu jujur. Seperti apa yang dikatakan Balram di dialognya. Dia puas karena sudah jadi pelayan yang baik dan setia. Kesan baik dan jujur jadi muncul di karakter ini. Meskipun, something big and shocking gonna happen. Adegan inilah yang kemudian membuat kami bisa bilang bahwa Balram sebenarnya adalah lelaki yang sangat jujur dan baik. Tujuan awal karakter ini mungkin adalah menjadi pelayan yang baik saja. Itu saja cukup untuknya. Meskipun, pada perjalanan film, karakter ini mengubah tujuannya karena satu dan lain hal yang terjadi padanya.
Adegan dengan perjalanan emosi yang paling menarik terjadi ketika dia membaca surat pernyataan bahwa Balram adalah pelaku tabrak lari. Pada adegan itu emosinya intens dan tumbuh dengan sangat baik. Kita bisa melihat tampilan yang cerah di awal, karena ia sempat merasa berhasil menjadi pelayan yang baik dan berhasil berarti untuk majikannya, lalu perlahan meredup, kemudian nggak percaya, hingga kecewa yang teramat sangat. Matanya begitu kuat menggambarkan perasaan tersebut. Menariknya lagi, ia menahan semua emosi yang sebenarnya terjadi di dalam pikiran dan perasaannya. Karena sekali lagi, ia adalah pelayan yang baik. Atau pada momen itu berusaha tetap menjadi pelayan yang baik.
Setelah dia menandatangani pernyataan itu, kita bisa melihat emosi yang luar biasa kuat dari Adarsh. Dari matanya terlihat ada emosi yang begitu kompleks yang dirasakan oleh si karakter. Kami juga merasakan ada vibra yang kuat dari Adarsh di adegan ini. Dengan pilihan angle camera close up macam itu, semakin memperkuat vibra Adarsh. Kami sempat berpikir bahwa awalnya, tujuan Balram adalah keluar dari kandang ayam jantan dan tidak dikorbankan. Tapi di adegan ini, Balram justru menjadi si ayam jantan itu sendiri. Dikorbankan. Lalu ketika dia marah di pasar begitu intens dan menarik. Ledakan yang sedari tadi dia sembunyikan, hampir keluar semua di adegan itu. Menarik, tepat, dan sesuai setiap langkahnya.
Adegan ketika Ashok marah ke Balram setelah dia mengantarkan istrinya ke bandara menarik. Disanalah Balram ngamuk dan melawan majikannya, sebuah prinsip yang sepertinya nggak mungkin dilakukan Balram. Di adegan itu ia berhasil ngamuk dengan porsi yang kami rasa tepat, dan momen peledakan yang sesuai dengan peristiwa. Langkah-langkah menuju ledakannya juga sesuai dan nggak seketika. Kami sebagai penonton mampu mempercayai perasaan dan bahkan ikut merasakan kemarahan Balram yang ditahan serta merasakan ledakannya.
Karakter ini nggak bisa kita bilang jujur, tapi mungkin lebih tepat kalau kami bilang “kalau emang waktunya jujur, atau terlihat jujur, dia akan terlihat sejujur mungkin, tapi pada kenyataannya, dia menyembunyikan sesuatu” Misalnya adegan ketika Ashok tidur sementara Balram menyiapkan minuman. Kita bisa melihat Balram duduk dengan posisi seenaknya. Jadi, kita bisa bilang karakter ini berpura-pura, tapi ia sungguh-sungguh dalam kepura-puraannya. Macam aktor, jujur dalam dunia imaji yang sedang berusaha ia bangun.
Ada sebuah laku tubuh menarik setelah Balram dimarahi sekali lagi oleh majikannya. Di dalam lift, Balram mencubit tangannya. Pertanyaan kami, dari mana laku tubuh mencubit tangannya itu muncul ya? Laku tubuh itu memang menarik, dan kami rasa relevan sebagai pelepas emosi. Kita tahu kalau Balram sempat merasa posisi yang sebelumnya ia dapatkan, hubungan dengan majikan yang ia harapkan, sempat kembali. Tapi hubungan itu hancur lagi dan dihancurkan oleh si Ashok. Balram kembali kecewa, dan Adarsh berhasil menunjukkan kemarahan yang begitu besar tapi ditahan sedemikian rupa. Salah satu bentuk menahan amarah itu adalah tangan yang ia cubit di lift. Tapi kenapa tangan dicubit? Apakah ada hubungannya dengan apa kata neneknya, “cubit tanganmu sambil berjanji”? Ada hubungannya dengan budaya India? Kami butuh riset lebih dalam.
Setelah adegan itu, kami melihat kali ini Balram tumbuh sebagai sosok yang mulai menyeramkan dan bisa jadi sadis. Tidak ada lagi pandangan mata yang menenangkan, baik, dan jujur. Misalnya di adegan ketika Ashok masuk ke kamar Balram yang kumuh. Kita bisa melihat beberapa momen pandangan mata Balram yang penuh dengan kebencian. Pandangan mata itu kami rasa relevan dengan emosi yang dirasakan Balram.
Lalu kita bisa melihat amarah yang sangat besar sedang terjadi di dalam diri Balram selama adegan ia memperhatikan tas merah. Pandangan matanya penuh dengan kebencian, dan setiap momen berjalan intens. Selain itu, di adegan memperhatikan tas merah selama berhari-hari, visinya kuat dan jelas; Tas Merah. Pada momen adegan tas merah dan sepanjang si Balram mengincar tas merah, disinilah kita bisa melihat pertumbuhan kesan yang berbeda. Balram perlahan tumbuh menjadi seorang predator. Ini yang kami bilang sesuatu yang aneh dan besar akan terjadi atau dilakukan karakter ini. Sejak adegan “tas merah” inilah hawa membunuh Balram tumbuh pesat dan semakin kuat. Di momen inilah kita melihat dia menjadi seseorang yang kejam dan berdarah dingin tapi menariknya, tetap manusiawi, bukan psikopat tanpa perasaan. Disini Balram tumbuh sebagai Balram dengan perasaan yang lain, dengan kesan yang lain. Kesan The White Tiger yang kali ini utuh. Indah di luar, tapi sesungguhnya buas.
Tapi, anehnya, setelah adegan-adegan dengan permainan kuat yang muncul dari awal, adegan ketika Balram membunuh jadi nggak begitu spesial karena dari awal adegan tas merah, kekejaman Balram sudah disusun. Kebencian dan keyakinannya untuk mengakhiri hidup majikannya sudah ia susun sedemikian rupa dalam kurun waktu yang cukup lama. Jadi ketika membunuh, memang tidak ada keragu-raguan sama sekali. Jadi buat kami, adegan membunuh justru tidak lebih spesial dari adegan sebelum membunuh dan setelah membunuh. Karena akhirnya, kami sudah menduga itu akan terjadi.
Menariknya lagi, karakter ini ditunjukkan sebagai karakter yang utuh. Di adegan setelah membunuh, kita masih bisa melihat kembali Balram yang manusiawi. Belum lagi di adegan terakhir dimana kita ditunjukkan Balram yang jauh lebih manusiawi dari pada si majikannya. Tapi pukauan emosi itu selesai setelah membunuh. Setelah itu, kami tak menemukan permainan emosi yang lebih spesial atau sama spesialnya dengan sebelum ia membunuh si majikan.
Kami hanya membahas Adarsh Gourav di The White Tiger ini. Ia memang memukau dan berhasil membuat kami menyadari sebuah hal baru, yakni kombinasi antara laku tubuh milik si aktor dan laku tubuh karakter yang mampu memunculkan kesan yang dibutuhkan karakter. Mungkin kami akan membuat liputan khusus soal hal tersebut. Itu menurut kami soal The White Tiger. Menurutmu bagaimana?