Minari; Penyerahan Sepenuhnya Pada Peristiwa

Minari adalah sebuah film yang bercerita tentang keluarga Korea yang pindah ke Amerika dan berusaha membangun hidup mereka. Minari mendapatkan banyak penghargaan tahun ini. Terakhir, mereka baru saja mendapatkan Golden Globe untuk film berbahasa asing terbaik. Selain itu para pemainnya juga mendapatkan beberapa nominasi atas permainan mereka. Terbaru dan paling membuat kami tertarik adalah Steven Yeun yang berhasil masuk ke jajaran nominasi SAG Awards untuk kategori Outstanding Performance by a Male Actor in Leading Role dan Youn Yuh-Jung pada kategori Outstanding Performance by a Female Actor in a Supporting Role. Selain itu tentu nominasi Outstanding Performance by a Cast in a Motion Picture. Masuknya Steven Yeun dan Youn Yuh-Jung di SAG Awards membuat mereka memiliki kans besar untuk masuk Oscar.
Tapi setelah kami menonton mereka di Minari, kami sebenarnya tidak terlalu menjagokan permainan mereka kecuali Youn Yuh-Jung. Kami malah cenderung bingung atas capaian mereka dan bagaimana capaian mereka bisa membuat banyak pihak memuji. Setelah membuka beberapa buku, membaca kembali beberapa prinsip penting dalam keaktoran, kami menemukan sesuatu dari permainan mereka. Ada satu kutipan dari Stanislavski di buku Persiapan Seorang Aktor yang bisa mewakili. Kutipannya begini;
“… baik kalian yang bermain maupun kami yang menonton, menyerahkan diri seluruhnya pada apa yang terjadi di atas panggung.” Persiapan Seorang Aktor hal. 12.
Maksudnya? Baca atau tonton sampai akhir biar tahu kenapa kutipan di atas cocok banget untuk menggambarkan permainan para pemain di Minari.
Minari dan Respon yang Hidup
Untuk Acting review kali ini, kita mungkin akan sedikit sekali membahas soal capaian fisiologis pada semua pemain. Semata-mata karena capaian fisiologis di film ini terbilang minim. Kami tidak bisa bilang ada capaian suara, bentuk fisik yang signifikan, atau cara berjalan serta laku tubuh signifikan lain. Jadi kami akan melewatkan pembahasan tersebut kecuali pada satu pemain. Siapa dia? Lihat nanti!
Satu hal yang paling menarik dari permainan para cast di Minari adalah bagaimana mereka bisa merespon dengan sangat baik. Mereka merespon ruang, merespon peristiwa, dan merespon kawan main dengan sangat baik. Untuk upaya merespon ruang yang membuat permainan mereka makin hidup misalnya, kita bisa melihat di adegan ketika Monica yang diperankan Han Ye-Ri pertama kali datang ke rumah. Kita bisa melihat matanya begitu memperhatikan detail. Ia juga menyerahkan diri sepenuhnya pada peristiwa dan membiarkan responnya hadir karena melihat ruang.
Selain respon atas ruang, kita juga bisa melihat respon atas peristiwa yang terjadi ketika adegan tornado. Di dalam adegan itu kita mampu melihat semua cast merespon peristiwa terjadinya tornado dengan begitu luruh. Kami bahkan hampir bisa bilang kalau mereka tak merencanakan responnya. Artinya, respon yang dikeluarkan oleh semua pemain di film ini hadir karena peristiwa. Bukan respon yang hadir karena tuntutan naskah. Ketika pertengkaran pun begitu. Respon yang terjadi hadir karena peristiwa. Karena satu sama lain saling menerima peristiwa dan saling bereaksi atas peristiwa yang terjadi. Hasilnya, semua respon mereka begitu natural dan sangat jauh dari kesan dibuat-buat.
Selain menyerahkan sepenuhnya pada peristiwa, semua karakter di Minari juga merespon sesuai porsi karakter mereka. Misalnya Jacob, yang diperankan oleh Steven Yeun. Kita diperkenalkan pada Jacob yang skeptis. Pada adegan Paul yang melakukan pengusiran setan, entah sebelum, selama, atau setelah, kita bisa melihat Jacob menyerahkan diri seutuhnya pada peristiwa dengan cara tokohnya yang seorang skeptis. Hal itu membuat dinamika yang menarik dan permainan yang cenderung kaya. Terutama dalam urusan emosi.
Merespon sesuai porsi ini juga yang kami pikir kemudian menjadi kunci menariknya permainan para cast di Minari. Dari yang tua sampai yang paling kecil, Kim, yang baru saja mendapatkan penghargaan Best Young Actor/Actress di Critics Choice Award.
Respon yang menarik atas ruang juga terjadi lagi di banyak adegan dengan emosi intens. Misalnya di adegan ketika Jacob dan Monica yang bertengkar setelah menyerahkan sampel sayuran. Kami tahu dan bisa merasakan kalau intensitas emosi adegan ini lebih tinggi dari pada adegan pertengkaran karena tornado. Tapi karena pertengkaran ini terjadi di luar rumah, dilihat langsung oleh anak mereka, serta dekat dengan toko yang baru saja mereka kirimkan sampel sayuran, semua respon mereka ditekan sedemikian rupa. Laku tubuh dikendalikan, suara dikendalikan dengan baik, dan hasilnya, kita bisa melihat mata yang begitu kuat, baik dari Steven Yeun atau dari Han Ye-Ri. Sekali lagi, kami pikir selain soal pemahaman atas karakter dan pikiran serta perasaan karakter, penyerahan diri sepenuhnya pada peristiwa adalah kunci yang membuat permainan mereka menarik.
Merespon sesuai porsi yang paling menarik justru terjadi ketika adegan kebakaran dimana semua karakter utama hadir. Kita bisa melihat Nenek yang sudah stroke dan begitu renta tak bisa bicara banyak. Ia kemudian menyerah dan memilih pergi menjauh dari peristiwa kebakaran itu dengan segala penyesalan. Sementara pada Jacob dan Monica yang langsung menyelamatkan Nenek serta benda-benda di dalamnya, kita bisa melihat visi permainan yang kuat dan fokus. Visi permainan para aktor di adegan itu dipegang kuat dan dipahami dengan baik oleh masing-masing aktor. Sekali lagi, mereka menyerahkan diri mereka sepenuhnya pada peristiwa.
Penyerahan diri sepenuhnya pada peristiwa, ruang, waktu, hingga kawan main, serta pemahaman yang kokoh atas visi permainan membuat permainan para cast di Minari tidak hanya kuat secara personal, tapi kuat secara tim. Kalau kami bisa bilang, permainan para cast di Minari itu dimulai dari kerja tim yang solid lalu berhasil memperkuat satu sama lain. Karena satu sama lain jadi lebih kuat, mereka berhasil membuat permainan tim atau ansambel mereka jadi jauh lebih kuat lagi.
Soonja, Nenek yang Memukau!
Ini dia pemain yang justru membuat kami terpukau! Nenek Soonja menurut kami adalah pemain terbaik di Minari. Ada banyak hal yang membuatnya jadi pemain terbaik di film ini. Soonja diperankan oleh Youn Yuh-jung.
Pertama, ia memiliki kesan yang tumbuh dan lengkap. Coba perhatikan baik-baik, di awal-awal kemunculan karakter ini kesan menyebalkan dan sedikit lucu muncul cukup kuat. Kesan itu dipakai sebagai cara merespon apapun yang terjadi di depan matanya. Hasilnya, semua respon yang dikeluarkan oleh Nenek Soonja menarik dan cenderung unik jika dibandingkan dengan tokoh lain di Minari. Nenek Soonja sama seperti Han Ye-ri atau Steven Yeun yang menyerahkan sepenuhnya pada peristiwa, waktu, ruang, dan kawan main.
Kesan yang kami sebutkan di atas muncul karena caranya merespon apapun yang ada di depannya. Tentu, perlu disadari kalau kesan tidak muncul duluan. Tapi aksi dulu yang muncul, kemudian kesan. Nah, pada permainan Nenek Soonja, aksi memunculkan kesan, lalu kesan yang muncul berhasil memperkuat aksi. Misalnya satu adegan sederhana ketika Nenek Soonja meminum Mountain Dew yang sudah disiapkan sang cucu untuk dirinya sendiri. Tapi dengan cuek Nenek Soonja mengambil gelas dan meminumnya. Tindakannya itu memunculkan kesan menyebalkan. Makin kuat ketika cucunya merespon dengan kesal.
Selain kesan yang kuat, Nenek Soonja juga punya kesan yang tumbuh. Ada kesan cuek dari karakter ini yang muncul ketika ia meminta David menyiapkan Mountain Dew tapi David menolak dan pergi, tapi Nenek Soonja cuek saja dan melanjutkan menonton tivi. Lalu perhatikan juga ketika David, tokoh yang dimainkan Alan S. Kim, dihukum oleh orang tuanya karena memberikan Nenek Soonja air kencing untuk diminum. Kita bisa melihat kesan penyayang yang cukup kuat. Kesan yang cenderung berbalik dari kesan awal karakter ini.
Pada akhirnya, selain kami bisa bilang kalau Nenek Soonja adalah karakter dengan kesan yang tumbuh dan cenderung kaya, satu hal yang membuat karakter ini jadi begitu lovable adalah karena segala kesan yang muncul itu berhasil dimainkan dengan begitu sederhana oleh Youn Yuh-jung. Kami tahu bahwa di dalam karakter Nenek Soonja itu begitu rumit. Tapi entah bagaimana caranya kami mampu menikmati semua kerumitan itu dengan lancar dan tanpa hambatan. Tidak ada jawaban lain sepertinya selain cara membawakan yang sederhana. Atau juga mungkin, kembali pada penyerahan sepenuhnya pada peristiwa, ruang, waktu, serta relasi karakter ini dengan kawan main yang lain.
Kalau soal relasi, kami juga harus mengacungi jempol pada semua pemain. Sepertinya setiap pemain di film ini memahami betul bagaimana relasi antar karakter dan menjalankan segala reaksi dan respon berdasarkan relasi antar karakternya. Relasi itu juga pada akhirnya berhasil memunculkan kesan yang memperkuat permainan mereka. Misalnya ketika Nenek Soonja dan David bicara soal surga sebelum tidur. Kita bisa melihat relasi keduanya begitu kuat dan saling menguatkan. David berhasil menguatkan permainan Nenek Soonja, dan Nenek Soonja pun berhasil menguatkan permainan David. Hal semacam itu sering sekali terjadi di Minari.
Selain soal kesan yang kaya tapi sederhana dan relasi, ada satu capaian dari Nenek Soonja yang harus kami sampaikan. Jika di atas tadi kami bilang minim capaian fisiologis, memang benar. Tapi bukan berarti tidak ada. Salah satu pemain yang memiliki capaian fisiologis adalah Nenek Soonja. Dimana dari sehat, ia tumbuh menjadi nenek Soonja yang terkena stroke. Pertumbuhan fisiknya menarik dan berhasil membuat tokohnya sempurna.
Sudah bisa menangkap kenapa kami meletakkan kutipan di atas? Kalau belum, kami perjelas sekali lagi. Ketika aktor menyerahkan diri sepenuhnya pada peristiwa, maka penonton juga akan menyerahkan diri sepenuhnya pada peristiwa yang dilakoni si aktor. Itulah yang terjadi di Minari. Para pemain menyerahkan diri sepenuhnya pada peristiwa sehingga kami yang menonton juga ikutan menyerahkan diri sepenuhnya pada apapun yang terjadi di film tersebut. Menarik kan? Ketika penonton sudah berserah pada peristiwa yang ada di film atau panggung, maka sejatinya aktor sudah memegang jiwa penonton dan bisa dengan bebas dan bertanggung jawab memainkan jiwa tersebut.
Ah, satu lagi yang kelupaan, seorang aktor yang muncul tidak cukup banyak, tapi karakternya unik. Paul yang diperankan Will Patton. Kami tak bisa menghindari untuk menyebutkan karakter unik ini. Selain karakternya yang unik, Will juga berhasil memainkan Paul dengan baik.
Itu menurut kami, menurutmu?