Hillbilly Elegy; Yang Terbaik di Film ini Adalah…

hillbilly elegy

VIDEO ACTING REVIEW HILLBILLY ELEGY BISA KAMU TONTON DI BAWAH INI! KALAU MAU BACA, SCROLL KE BAWAH LAGI YA!

 

Hillbilly Elegy adalah sebuah film yang diangkat dari kisah nyata J.D Vance, seorang penulis berkebangsaan Amerika, tentang keluarganya yang, gimana kita bilangnya ya, agak berantakan, tapi sekaligus menarik dan manusiawi. Tapi kita nggak lagi pengen ngebahas soal gimana cerita di film yang ternyata sebelum dijadikan film, dia ditulis sebagai novel dulu. Jadi gini, film Hillbilly Elegy ini sebelumnya adalah sebuah novel yang rilis tahun 2016. Kemudian seperti biasa, laris, dan dibuat film oleh Netflix. 

Film ini disutradarai oleh Ron Howard, peraih Best Director dan Best Picture untuk film A Beautiful Mind. Inget sama film itu kan?  Film ini juga dibintangi oleh Amy Adams dan Glenn Close. Nah, keberadaan dua orang inilah yang kemudian membuat kami tertarik bikin Acting Review film ini. Kalau soal cerita, tentu kami nggak meragukan Ron Howard, tapi kali ini, kami ingin melihat gimana permainan Glenn dan Amy di sebuah film biopic. Gimana ya permainan mereka berdua? 

Capaian Fisiologis Amy dan Glenn

Pertama tentu kita akan membahas dari aspek fisiologisnya terlebih dahulu. Setelah kami selesai menonton Hillbilly Elegy, kami mendapati capaian fisiologis yang menarik dari keduanya. Meskipun Amy tak sebaik Glenn. Untuk Amy Adams, yang berperan sebagai Bev, sejauh yang kami lihat dan perhatikan, tidak mengubah banyak laku tubuhnya. Tubuh Amy memang terlihat sedikit gemuk, rambutnya jadi panjang dan agak keriting. Tapi caranya berjalan, caranya memainkan tangan, dan beberapa laku tubuh yang lain tak berubah banyak. Bahkan nggak ada perubahan sama sekali. Hanya bentuknya secara fisik saja yang jadi lebih gemuk. 

Lalu pada cara bicara dan warna suara, kami tak menemukan perubahan yang signifikan pada warna suara. Bahkan cenderung sama persis dengan warna suara Amy. Di dalam film ini ada beberapa satuan waktu yang dijalani oleh Amy dan tokoh lain. Yaitu ketika J.D masih kecil dan Bev masih paruh baya, sampai J.D dewasa dan Beverly sudah agak tua. Dari setiap satuan waktu itu kami tak mendapati suara yang berubah, apalagi suara yang tumbuh. Coba dengarkan interview The Movie Times dengan Beverly Vance ini. Kami memilih video ini karena kami pikir masih sedikit merepresentasikan warna suara Bev. 

Kita bisa mendengar suara yang agak tajam dan sedikit – mungkin dalam bahasa kita – cempreng pada suara Bev yang asli. Lalu coba bandingkan dengan suara Bev ciptaan Amy Adams. Kalian bisa lihat di trailer ini;

Setelah itu, coba kalian bandingkan dengan warna suara Amy yang asli di video interview berikut ini;

Sejauh yang kami dengarkan, suara Amy yang asli dan ketika Amy menjadi Bev terdengar sama persis. Kami tak menangkap perubahan suara yang berubah. Apalagi kalau kami membandingkan dengan suara Bev yang asli. Kami tidak menangkap kemiripan sama sekali. Satu-satunya yang kami rasa mendekati adalah aksen yang diciptakan oleh Amy. Hanya itu saja, sementara pada warna suara, tidak. 

Untuk permainan Amy pada capaian aspek fisiologis kami tak bisa bilang baik, atau bahkan cukup. Kami melihat pola penciptaan yang sama dengan Amy di filmnya yang lain. Sisi fisiologis ini hampir selalu tidak tersentuh oleh Amy. Entah karena secara nggak sadar nggak diciptakan, terlalu sulit diciptakan, atau emang secara sengaja nggak diciptakan. Lalu bagaimana dengan Glenn?

Glenn sebaliknya. Glenn close memiliki capaian fisiologis yang jauh lebih baik, bahkan mungkin dua atau tiga kali lipat lebih baik dari Amy. Gaya rambut Glenn berubah, make up juga membantunya mengubah bentuk wajahnya. Kalau kita melepaskan make up dan melihat Glenn sebagai aktor yang tampil sendiri tanpa dukungan make up, kita tetap bisa melihat capaian fisiologis yang menarik. Coba perhatikan caranya berjalan, caranya memainkan tangan, bahkan pada caranya merokok. Kami rasa semua laku tubuh itu berubah. Kalau kalian menonton film ini, cobalah tonton sampai akhir. Disana ada dokumentasi Mawmaw. Kami nggak bisa memotong bagian itu dan menunjukkannya disini, nanti jadi pembajakan. Jadi tonton saja bagian terakhir itu. Kemudian lihat bagaimana cara berjalan Mawmaw dan bandingkan dengan cara berjalan Mawmaw ciptaan Glenn. Kami melihat kemiripan. 

Kemudian perhatikan lagi caranya memainkan mulut, termasuk dagu, dan wajah. Kita bisa melihat bentuk yang sekali lagi, kalau dibandingkan dengan Mawmaw yang ada di dokumentasi akhir film, terlihat sama atau setidaknya mendekati. Coba tonton video interview Glenn Close yang ini;

https://youtu.be/bqQbyclfQ-0

Kemudian bandingkan dengan Glenn ketika menjadi Mawmaw. Kamu bisa menontonnya di trailer yang sudah kami cantumkan di atas. Kita bisa melihat perbedaan yang cukup jauh di beberapa aspek. Seperti yang kami bilang di atas, rambut berubah drastis, wajah juga. Kacamata membantu memperkuat perubahan itu. Meskipun, jika diperhatikan lebih jauh lagi, kalian akan melihat ada semacam kemiripan bentuk dagu si Mawmaw ciptaan Glenn dengan Glenn yang asli. Tapi, jika diperhatikan dengan baik, Glenn terlihat sedikit melebihkan laku mulut dan dagunya, sehingga tetap ada perubahan. Hal ini terlihat ketika Glenn sedang berbicara, dimana bibirnya lebih banyak mengatup ke bagian kiri. Mawmaw ciptaan Glenn juga begitu, hanya saja, kami rasa mulut Mawmaw ciptaan Glenn lebih menutup dari pada Glenn asli. 

Secara garis besar soal capaian fisiologis, Glenn ada jauh di atas Amy Adams. Lalu bagaimana dengan capaian di aspek yang lain? 

Hillbilly Elegy, Kompleksitas Emosi Amy dan Glenn

Kalau kita melihat dari sudut pandang permainan emosi, kami tentu akan dengan yakin bilang kalau Amy punya capaian yang jauh lebih banyak (bukan lebih baik, karena keduanya sama-sama baik) dari pada Glenn Close. Kalau kalian menonton film ini, kita sudah tahu dari awal bahwa Bev akan lebih banyak mendapatkan porsi permainan emosi yang dalam dan kompleks. Lebih banyak dari pada Glenn Close. Menariknya, Amy memanfaatkan kesempatan itu dengan sangat baik. Kalau kami tak melihat capaian fisiologisnya, dan hanya melihat permainan emosinya saja, kami mungkin bisa memberikan nilai mendekati sempurna pada permainan Amy. Tapi sayangnya akting bukan hanya soal permainan emosi kan? 

 

 

Ada banyak sekali adegan yang menunjukkan permainan emosi yang menarik. Misalnya di adegan ketika keluarga Bev merayakan paskah, kemudian kekasih Bev masuk dan membawa anjing, lalu si anjing kencing di dalam kamar Bev. Disana kita bisa melihat kemarahan yang menarik sekaligus upaya mengendalikan kemarahan yang juga menarik. Di adegan inilah kami menaruh curiga bahwa tokoh ini temperamental. Tapi di adegan awal kami belum bisa memutuskan, apakah dia temperamental atau bipolar atau kondisi psikologis abnormal yang lain. 

Lalu adegan dengan emosi yang intens muncul lagi ketika Amy sedang mengemudi bersama J.D dan kemudian marah lalu menambah kecepatan mengemudinya.  Di adegan itu kita semakin yakin bahwa sepertinya Bev adalah tokoh yang temperamental. Dia bisa dengan mudah dipantik emosinya. Kami menyimpulkan hal itu karena kami menangkap alasan kemarahan Bev di adegan tersebut. Kami memutuskan karakter ini temperamental, bukan bipolar, karena kemarahannya punya alasan yang jelas, meskipun sepele. Masih di adegan yang sama, kita bisa melihat kemarahan yang dinamis. Di satu waktu setelah marah, Bev bisa sedikit melepaskan kemarahannya dengan tertawa tapi tetap memiliki residu atau sisa kemarahan. Hal itu membuat emosinya di adegan tersebut selalu intens sampai masuk ke peristiwa selanjutnya. 

Selain permainan emosi yang intens di beberapa adegan, upaya untuk memunculkan kesan Bev juga cukup menarik. Kami menangkap kesan menyebalkan, egois, sok, nggak mau diatur, merasa dirinya benar, dan banyak lagi hal negatif lainnya. Kesan itu muncul semakin kuat di banyak adegan. Kita bisa mulai dari adegan ketika dia diusir dari rumah sakit dan J.D yang sudah dewasa berusaha menyelamatkannya. Kita bisa melihat Bev yang meremehkan dan mencibir apa yang dilakukan J.D dan offensive pada semua orang. Tapi caranya menjalankan kesan itu tetap dinamis. Karena, masih di adegan yang sama, ada upaya Bev untuk menurunkan emosinya, dan berusaha semanusiawi mungkin lalu menanyakan kabar anaknya. Kita bisa melihat perubahan yang nggak mendadak. Ada momen mengubah emosi dari mencibir dan meremehkan, ke kasih sayang dan menanyakan kabar anaknya. Meskipun, hal positif semacam itu terkubur dengan cepat karena hal negatif yang sepertinya jauh lebih banyak dimiliki dan ditunjukkan Bev. 

Adegan lain yang semakin memperkuat kesan Bev yang menyebalkan terjadi ketika bev mengamuk lalu melukai tangannya sendiri setelah ayahnya meninggal. Kita bisa melihat tokoh yang egois, menyebalkan dan pemarah. Amy berhasil bermain dengan sangat meyakinkan, setidaknya di adegan ini. Kami saja, yang menonton, begitu membenci karakter Bev. 

Lagi, ketika adegan si Bev menolak untuk masuk ke rehabilitasi. Kesan egois semakin kuat, ditambah lagi ketika si J.D menyebutkan hal itu dalam dialognya. Lalu kesan menyebalkan semakin kuat karena Bev adalah karakter yang sepertinya nggak mau dikasihani sementara dirinya butuh belas kasihan. Atau setidaknya dalam sudut pandang di luar Bev, Bev butuh dikasihani. Dengan menolaknya Bev, dan intensitas emosi yang dimainkan oleh Amy, kesan menyebalkan karakter ini jadi semakin kuat. 

Tapi seperti apa kata Elia Kazan dalam buku Kazan on Directing di halaman 260. Dia mengatakan;

Look for the contradictions in every character, especially in your heroes and villains. No one should be what they first seem to be. Surprise the audience. 

Amy berhasil menemukan kontradiksi karakternya. Jika dari awal penonton sudah dijejali karakter yang menyebalkan, Amy tidak lupa bahwa karakternya juga punya sisi yang tidak menyebalkan atau sisi baik. Kita bisa melihat sisi baik ini muncul sedikit ketika J.D menunjukkan foto pacarnya. Kami melihat seperti ada perasaan yang berlawanan dengan kesan yang sebelumnya muncul kuat. Bev jadi lebih lengkap sebagai manusia. Ia tetap memiliki sisi positif meskipun sisi negatifnya juga banyak. Dan seperti apa yang dibilang Elia Kazan, Amy berhasil mengejutkan penonton dengan kemunculan sisi baik dari karakter ini. 

Lalu bagaimana dengan Glenn Close? Kami melihat permainan emosi yang sama baiknya dengan Amy, bahkan mungkin jika kita melihat secara utuh termasuk capaian fisiologis, maka capaian Glenn akan jauh lebih baik dari pada Amy. Tapi jika kita melihatnya terpisah, tentu ini persoalan porsi. Tapi di luar porsi, Amy dan Glenn sama intensnya dalam setiap upaya menunjukkan emosi karakter. Untuk Glenn atau si Mawmaw ini, kita pertama kali melihat permainan emosi yang menarik ketika di pemakaman. Disana kita bisa melihat Mawmaw terlihat sangat tegar, tapi tetap tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Bentuk fisik yang sudah diciptakan oleh Glenn membantu melengkapi permainannya di adegan ini. Perhatikan baik-baik bentuk bibirnya. Bayangkan jika bentuk bibirnya tidak diubah, maka mungkin upaya menahan kesedihan si Mawmaw tak akan semenarik itu. Malah akan terkesan biasa saja. Tapi karena bentuk mulut yang lebih mengatup, ada semacam “pembantu” dari aspek fisik yang membuat upaya menahan emosinya jadi terlihat lebih menarik dan bahkan jadi terasa lebih intens. 

 

 

Kami melihat kesan yang sebenarnya sama antara Mawmaw dan Bev. Mereka berdua sama-sama menyebalkan, seenggaknya dari sudut pandang J.D. Misalnya di adegan ketika Bev minta kencing anaknya. Kita bisa melihat Mawmaw berusaha lebih tenang menghadapi anaknya yang menyebalkan, berpikir lebih logis, sekaligus memberikan keputusan yang bikin J.D atau kita sebagai penonton merasa Mawmaw sama menyebalkannya dengan si Bev.  Lalu adegan lain ketika Bev hampir ditangkap polisi kemudian Bev dan Mawmaw bertengkar. Kami rasa adegan itu adalah adegan terbaik dengan ansambel paling kuat di dalam film Hillbilly Elegy. Di adegan tersebut Amy memainkan emosi yang intens dengan caranya yang menyebalkan, egois, dan merasa dirinya paling benar, dan Glenn juga tetap intens dengan caranya yang juga menyebalkan, tapi jauh lebih dewasa dan tenang. Pada adegan itu kami melihat pertemuan dua manusia. Benar-benar dua manusia, yang sama-sama punya hidup dan berusaha menunjukkan hidupnya masing-masing. Keduanya sama-sama kuat, dan entah kenapa, terasa secara otomatis saling mendukung permainan satu sama lain. Dugaan kami karena keduanya saling mendengarkan dan melihat satu sama lain dengan baik dan tetap berusaha berada di karakter mereka masing-masing. 

Meski porsi permainan emosi Glenn tidak sebanyak Amy, dia juga bisa memanfaatkan semua porsi emosi tersebut dengan sangat baik. Di adegan ketika J.D berantem sama Mawmaw di mobil setelah dia mencuri kalkulator, kita bisa melihat emosi yang intens dari keduanya. Kita nggak bisa menilai seutuhnya permainan J.D, tapi kita bisa tahu bahwa J.D berusaha mendengarkan, Glenn pun tidak berusaha mendikte J.D. Seenggaknya itu yang kami lihat.

 

Secara keseluruhan, permainan emosi Glenn atau Amy sangat intens, dinamis, dan hasilnya menarik di Hillbilly Elegy. Keduanya tetap sama-sama kuat di permainan emosi. Tapi kalau kita melihat secara utuh, maka Glenn adalah jawara di film Hillbilly Elegy. Lalu jika bicara soal kesempatan mereka di Oscar (kalau Oscar diselenggarakan tahun ini ya, kan ada Corona, ada kemungkinan ditunda) maka Glenn seharusnya mengakhiri puasa gelarnya di Oscar. Glenn 7 kali mendapatkan nominasi tanpa pernah menang sekalipun. Mungkin dengan permainannya di Hillbilly Elegy dia bisa menang, meskipun hanya Supporting Actress. Sementara Amy, kesempatannya besar, tapi kita harus melihat nominee yang lain. Itu menurut kami, menurutmu?

Terima kasih, viva aktor

About The Author