Cara Nangis Di Akting, Inget Memory Personal, Boleh?
Siapa yang cara nangis di akting nya mengingat ingatan personal? Atau sama mentornya disuruh untuk mengingat peristiwa paling sedih di hidupmu? Atau, kayak anak-anak pramuka, disuruh membayangkan bendera putih terpasang di depan gangmu dan di rumahmu banyak orang, dan ternyata bapak/ibumu nggak ada. Siapa yang sering disuruh begitu ama mentornya? Pertanyaannya, apakah begitu Cara Nangis Di Akting? Dan apakah itu boleh? Emangnya itu aman? Atau bahkan pertanyaan paling dasar, apakah itu etis?
Cara Nangis Di Akting, Inget Memory Personal, Boleh? Boleh, Tapi Nggak Aman
Jika pertanyaannya adalah apakah Cara Nangis Di Akting dengan mengingat ingatan personal itu boleh? Tentu semua orang punya caranya masing-masing dan tentu jawabannya akan boleh-boleh saja. Lalu jika pertanyaannya adalah apakah itu aman, maka jawabannya mungkin tidak. Kenapa?
Pertama, jika kamu memiliki sebuah trauma masa lalu, dan setelah bertahun-tahun kamu berhasil mengendalikan atau menekan trauma masa lalu itu sedemikian rupa ke dalam alam bawah sadar, kemudian hanya karena harus menangis karena sebuah peran, kamu mengambil trauma mu sendiri. Apakah kamu mau melakukannya? Bahkan, apakah kamu akan bisa melakukannya? Ingat, manusia itu selalu dilengkapi dengan sifat bertahan. Mengambil trauma adalah sifat yang bisa jadi mengancam, dan kamu mungkin akan selalu gagal mengambil trauma. Pun jika berhasil, akan ada kemungkinan yang sangat besar kamu tidak mampu lagi mengendalikan trauma itu. Kasus macam itu sangat sering terjadi di banyak aktor. Jika ada yang mengatakan “Itu resiko kerja di akting,” Coba tanya lagi, apa nggak ada cara lain?
Mengambil memory personal itu cara yang dilakukan oleh Stanislavski pada awal-awal perkembangan keaktorannya. Saat ini kita sering menyebutnya sebagai recalling memory atau emotional memory. Dan tahu kah kamu, Stanislavski sendiri sudah melarang penggunaan metode itu dan menggantinya dengan metode Physical Action dari tahun 1939an! Kenapa? Karena Michael Chekhov sebelumnya pernah menggunakan metode ini dan mengalami dampak yang buruk, yakni tak mampu mengendalikan trauma personalnya yang selama bertahun-tahun berhasil ia kendalikan.
Etis kah Membohongi Penonton?
Sadar nggak kalau Cara Nangis Di Akting yang kamu lakuin pakai emosi personalmu terus kamu bungkus dengan karakter adalah sebuah kebohongan besar yang sedang kamu lakukan pada penonton? Etis kah membohongi penonton? Kalau kamu menjawab etis, maka kamu seharusnya sepakat kalau acting itu berbohong. Dan jika itu yang kamu pegang, maka jangan pernah mengatakan acting itu harus jujur, bahkan jujur sebagai karakter. Toh kamu sendiri sedang membohongi karaktermu kan?
Jadi, jika kamu menggunakan ingatan personalmu sebagai alasan kamu menangis untuk karakter yang sedang kamu mainkan atau sebagai Cara Nangis Di Akting, wah, kamu sejatinya sedang mengkhianati karaktermu, membohongi karaktermu, dan benar-benar menjalani kebohongan yang seutuhnya. Mau begitu?
Terus Gimana Caranya?
Ada banyak sekali metode yang berkembang sekarang soal gimana caranya menunjukkan emosi karakter yang sebenarnya atau Cara Nangis Di Akting tanpa repot mengambil emosi personal. Selain karena berbahaya juga karena itu nggak etis. Apa caranya?
Kamu bisa menggunakan apa yang disebut Stanislavski Physical Action. Atau membiarkan emosi muncul karena aksi fisik yang dilakukan si karakter. Tentu Physical Action hanya bisa memberikan efek maksimal jika kamu benar-benar mengetahui karakternya, lalu pada permainan menyerahkan diri sepenuhnya sebagai karakter, pada peristiwa. Ingat, pada prinsipnya emosi itu buah pikir dan rasa atas sebuah peristiwa yang terjadi di depan karakter dan dipengaruhi oleh sejarah serta tujuan karakter ke depan.
Atau, kamu bisa menggunakan metode yang ditulis (mungkin diciptakan, kamu harus mengecek lagi, sejauh yang kami periksa belum ada yang mencatatkan metode ini) oleh founder kami. Nama metodenya Retelling History. Secara sederhana, kamu menggunakan kemampuan dasar manusia, yakni menciptakan ingatan dan mengingat. Setelah kamu memiliki simpanan ingatan karakter, tak perlu repot mengambil ingatan personalmu. Cukup mengambil ingatan karakter yang sudah kamu ciptakan dan ceritakan berulang kali sampai terpatri betul di kepala. Kalau kurang jelas dengan metode ini, kita akan bahas di postingan yang lain.
Jadi, masih mau pakek emosi personal? Awas… nanti jadi “aktor munafik” lho… ha yoooo….