Suyatna Anirun Si “Embahnya Teater Indonesia”
Pada artikel Tahu Dikit kali ini kita akan sedikit kembali membahas salah satu tokoh keaktoran Indonesia yang sepertinya sudah tidak banyak yang mengenal namanya. Nama ini mungkin terdengar sangat asing, terutama bagi teman-teman Gen Z atau generasi setelahnya yang baru masuk ke seni peran. Kita akan membahas soal Suyatna Anirun.
Suyatna Anirun atau Pak Yatna, panggilan akrabnya lahir di Bandung, 20 Juli 1936. Ia mulai berdekatan dengan drama atau teater sejak Sekolah Lanjutan Atas, dan setelah itu Teater tak pernah lepas dari kehidupannya. Lalu pada tahun 1958, tepatnya tanggal 30 Oktober, ketika ia masih berkuliah di Seni Rupa ITB, Suyatna Anirun mendirikan Studiklub Teater Bandung (STB) bersama dengan Jim Lim Adimas, Sutardjo Wiramihardja, Tien Sri Kartini, Soeharmono Tjitrosoewarno, Gigo BS, dan Adrin Kahar.
Setelah sering menjadi sutradara pada beberapa naskah yang dipentaskan STB, Pak Yatna juga menjadi pemain terutama dalam kurun waktu 1958-1980an. Permainan pak Yatna selalu mendapatkan pujian dari kritikus, dan juga penonton. Salah satu permainan yang paling monumental adalah saat Suyatna Anirun bermain sebagai Raja Lear di naskah King Lear karya Williams Shakespeare dimana ia juga jadi sutradaranya. Arifin C. Noer bahkan sampai menulis “Suyatna tampil dalam setiap adegan dengan daya pikat yang sangat kuat. Dan puncak keseniannya tampil pada saat Lear berada pada puncak kegilaannya” (Tempo, 9 Mei 1987).
Selain menjadi sutradara dan aktor, Pak Yatna juga menjadi penerjemah dan penyadur karya-karya dunia, mulai dari Arwah-arwah karya WB Yeats, Pinangan dan Paman Vanya karya Anton Chekov, Tabib Tetiron karya moliere, dan banyak lagi yang lain.
Buku-buku yang diterbitkan oleh Suyatna Anirun antara lain Menjadi Aktor (1998), Catatan Perjalanan I, II, III yang diterbitkan terbatas, Hakikat Seni Peran (1979), Ikhtisar Teknik Penyutradaraan Teater Modern (1995), Pengantar Kepada Seni Peran (1979), dan banyak lagi yang lain.
Pak Yatna meninggal pada tanggal 4 September 2003 karena penyakit kanker pankreas. Meski telah tiada, warisannya hidup sampai sekarang. Btw, punya bukunya nggak kalian?
Source; Menjadi Aktor hal 257-258