Active Analysis, Metode Penting! Mari #Taudikit!

0
Active Analysis

Active Analysis muncul tepat setelah Physical Action. Untuk mengetahui pengertian Active Analysis ini cukup rumit. Terlebih lagi ketika harus membedakan antara Active Analysis dan Physical Action. Menurut beberapa ahli, Active Analysis dan Physical Action itu sama. Tapi menurut yang lain, berbeda. Kerancuan ini hadir karena ketika mengembangkan Active Analysis, Stanislavski terlalu tua sehingga ia tidak mencatat semuanya seperti ketika ia muda dulu. Ia lebih memberikan kesempatan pada aktor dan sutradara muda untuk mencatat pikirannya. 

Di tengah banyaknya pengertian dan perdebatan soal Physical Action dan Active Analysis, sebuah penjelasan yang lebih sistematis dan mudah dimengerti dari Sharon M. Carnicke tentang Active Analysis sepertinya bisa kita jadikan acuan. Sharon M. Carnicke menuliskan ini dalam bukunya Stanislavski in Focus. 

  1. Aktor membaca adegan yang akan dia lakukan.
  2. Kemudian, aktor memeriksa fakta-fakta yang ada di adegan tersebut. Maksud dari fakta-fakta itu adalah data yang mungkin berhubungan soal adegan, entah kapan terjadinya peristiwa, dimana, era apa, ketika era itu bahasa apa yang dipakai, dsb. Intinya adalah analisis tekstual. Langkah kedua ini harus dilakukan, jika tidak, maka metode ini hanya akan terlihat seperti improvisasi biasa. Karena, di dalam metode ini, tujuannya adalah si aktor harus mampu mendapatkan informasi psikofisik. 
  3. Aktor kemudian melakukan improvisasi di adegan tersebut dengan kata-kata mereka sendiri dan memasukkan semua fakta yang mereka dapatkan di fase analisis tekstual tadi.
  4. Setelah melakukan improvisasi, si aktor harus membaca ulang adegan tersebut (termasuk dialog-dialognya) dan membandingkan dengan apa yang baru mereka lakukan sendiri (yang menggunakan dialog mereka sendiri). Mereka harus mencatat fakta mana yang harus dipertahankan, dan mana yang harus dilupakan. 

Menurut Sharon, Active Analysis adalah keempat tahap itu. Jadi membaca, menganalisa (di dalamnya termasuk diskusi teks), improvisasi, dan diskusi lagi. Semua langkah itu dilakukan berulang. Dengan catatan si aktor harus berusaha menambah detail setiap kali mereka mencoba adegan itu. Tapi ada satu tahap terakhir, dimana di tahap ini aktor baru mulai melibatkan hafalan mereka atau mulai menghafal adegan itu. Di tahap terakhir ini aktor tidak perlu mengulang improvisasi. Jadi, begitu inti dari adegan itu sudah didapatkan, aktor bisa mulai mempelajari dialog. Bahkan, menurut Sharon, jika improvisasi yang dilakukan si aktor berhasil, mereka akan mendapati adegan itu berjalan sendiri secara natural. Pada akhirnya Analisa Aktif ini bukan hanya sekedar metode latihan saja, tapi juga filosofi akting. 

Kita kasih #taudikit aja ya, ngejelasinnya panjang soalnya! Sisanya cari sendiri ya! Kalau nemu coba tulis di kolom komentar! 

Terima kasih, viva aktor!

 

Source: Stanislavski in Focus hal. 28, dan Konstantin Stanislavski by Bella Merlin hal. 34 dan hal. 154.

About The Author

Coba tulis pendapatmu!!!