Latihan Suara Terbaik Untuk Para Pemeran, Apa Saja?
Suara adalah bagian yang sangat penting dari seni peran. Dalam banyak artikel yang sudah dituliskan Akuaktor di Acting Reviewnya, kami selalu memberikan perhatian khusus pada penciptaan suara. Kami bisa bilang, akan memuji jika ada perubahan suara yang signifikan dan tidak akan sangat tercengang ketika tidak ada perubahan suara. Kenapa kami begitu? Karena suara adalah aspek yang paling gampang terlihat tapi paling sulit diciptakan. Lalu ketika kita bicara soal capaian, kita juga bisa bicara soal apa latihan suara terbaik untuk para pemeran? Apakah dalam latihan suara ini para pemeran bisa merubah suaranya? Dan apa yang dituju dalam latihan suara?
Dalam artikel ini kita akan sedikit membahas apa yang dituju dalam latihan suara, apa latihan suara terbaik, dan bagaimana kita bisa menemukan dan menciptakan warna suara yang berbeda dengan diri kita pribadi. Berikut pembahasannya!
Apa Tujuan Latihan Suara?
Pertanyaan pertama yang harus dijawab ketika akan berlatih suara adalah tujuan dari latihan itu sendiri. Jadi, apa tujuan latihan suara? Sejauh yang kami tahu, setidaknya ada 3 hal yang berupaya dikejar dalam latihan suara.
Kekuatan Suara
Pertama adalah kekuatan. Dalam pengertian sederhana suara harus memiliki volume yang tinggi atau si aktor punya kendali penuh atas volume suaranya. Ini jika kita bicara soal kekuatan yang nampak dan bisa terdengar. Kekuatan dalam pengertian ini lebih sering kita temui di sebuah proses teater. Dalam sebuah proses teater, seorang aktor haruslah memiliki suara yang bertenaga. Artinya ia memiliki suara yang lantang dan bisa menjangkau penonton paling belakang tanpa bantuan mic atau alat lainnya.
Suara yang keras ini tentu bukan dengan cara berteriak. Tapi dengan memanfaatkan kekuatan nafas. Pada beberapa kasus, seorang aktor teater bahkan harus bisa berbisik tapi dengan volume yang besar sehingga penonton paling belakang bisa mendengar suaranya. Mungkin agak sulit dibayangkan, tapi pada tekniknya si aktor tetap terasa dan terlihat berbisik, tapi kekuatan nafas itu yang membuat suaranya jadi bisa terdengar sampai di penonton paling belakang.
Sementara jika di film, kekuatan suara dalam bentuk volume ini bisa dibilang tak terlalu terpakai karena di film kita dibantu dengan alat-alat canggih. Jadi tanpa volume yang tinggi pun tak masalah. Tapi ada beberapa kasus dimana seorang aktor justru suaranya terlalu kecil sehingga bahkan tidak terdengar oleh alat-alat canggih itu. Pada salah satu kesempatan kami sempat menemui aktor macam itu. Dimana ketika ia beradegan, suaranya kecil sekali, bahkan hampir tidak terdengar. Padahal ia memakai clip on. Sampai-sampai si sound designernya agak kewalahan. Sementara ketika si aktor sedang tidak beradegan, volume suaranya bisa cukup tinggi dan terdengar jelas.
Penguasaan kekuatan suara dalam aspek volume ini bisa jadi juga tetap berguna di film untuk mengatur seberapa keras suara kita mesti dikeluarkan. Tapi kali ini bukan untuk menjangkau penonton paling belakang, tapi membuat suara kita tertangkap jelas oleh soundman. Mau tak mau hal itu akan sangat membantu soundman dan tentunya sutradara dalam mendengarkan dialog yang diucapkan.
Masih bicara soal kekuatan suara, kali ini bukan soal volume, tapi hal lain yang agak abstrak untuk dijelaskan. Ia sama-sama kekuatan, tapi bukan tinggi rendahnya volume. Tapi kemampuan untuk menyampaikan getaran emosi di setiap kata yang dilontarkan. Kekuatan suara yang satu ini kurang lebih artinya seorang aktor harus memiliki kekuatan yang cukup untuk menjadikan suaranya kendaraan emosi.
Contoh kasus begini. Pernahkah kalian tergetar saat mendengarkan sebuah pidato atau cerita seorang teman sampai kalian bisa ikut merasakan emosi yang dirasakan di pidato atau teman kalian tersebut? Nah, untuk bisa menyampaikan emosi itu dibutuhkan kekuatan suara yang mumpuni. Seorang pembaca puisi misalnya, tak bisa hanya mengandalkan kemampuan rasanya saja. Kenapa? Karena suara juga alat utamanya untuk menyampaikan emosi. Maka suaranya harus mampu menjadi tunggangan emosi si pembaca puisi.
Jujur saja kami agak bingung menjelaskan kekuatan suara dalam aspek yang satu ini. Intinya aktor harus mampu mengatur volume suaranya sesuai kebutuhan, dan mampu menjadikan suaranya kendaraan emosi.
Suara Harus Lentur
Tujuan selanjutnya dari latihan suara terbaik yang perlu kalian tahu adalah kelenturan. Maksud dari kelenturan sendiri adalah suara si pemeran bisa berubah dan dibentuk macam apapun. Kelenturan menurut kami adalah aspek yang wajib dicapai oleh para pemeran saat melatih suara mereka. Karena dengan kelenturan, mereka akan mampu merubah warna suara mereka ke dalam bentuk apapun.
Layaknya seorang penyanyi yang bisa menyanyi di banyak nada, seorang pemeran juga mesti bisa membuat suaranya berada di banyak bentuk dan nada. Di luar sebuah anggapan ideal bahwa seorang aktor mestilah pandai akting, menari, dan menyanyi.
Suara yang Berstamina
Sama seperti tubuh, suara juga harus memiliki stamina yang baik. Kenapa harus? Pertama, seandainya kalian akan pentas teater selama sebulan, seperti yang dulu sering dilakukan oleh Teater Koma, bagaimana kalian bisa membuat suara kalian tetap ada dan tetap kuat kalau staminanya tidak bagus? Kalian bisa kehabisan suara bahkan mungkin setelah hari pertama pentas.
Atau bagaimana kalau kalian akhirnya menemukan warna suara tokoh yang jauh berbeda dari warna suara kalian. Katakanlah warna suaranya agak serak. Bagaimana kalian bisa mempertahankan warna suara itu kalau kalian tak memiliki stamina yang baik? Bisa hilang timbul suara serak itu dan membuat permainan kalian tidak konsisten. Stamina suara ini berlaku baik di panggung atau pun di film.
Mengenal Suara Si Pemeran
Tujuan yang tak kalah penting dari latihan suara terbaik adalah mengenal seperti apa suaramu. Logikanya sama seperti tubuh. Seorang pemeran harus tahu seperti apa bentuk tubuhnya, seperti apa cara berjalannya, cara memandangnya, dan lain sebagainya untuk kemudian bisa merubahnya ke bentuk tokoh. Bagaimana kita bisa tahu bentuknya sudah berubah kalau kita tak mengenal bentuk kita sendiri?
Dalam latihan suara terbaik, seorang pemeran harus tahu warna suaranya seperti apa. Dengan ia tahu warna suaranya seperti apa, maka ketika ia menjadi tokoh, ia tak akan menggunakan warna suara tersebut karena bisa jadi suaranya dan suara tokoh berbeda. Entah dari aksen, warna suara, kecepatan bicara, dan lain sebagainya.
Selain mengenal suara pemeran, seorang pemeran juga harus memiliki kepekaan untuk mengenal suara orang lain. Dalam bahasa kami; memiliki daya analisis yang tinggi dalam mendengarkan dan mengenal suara seseorang. Artinya si pemeran bisa tahu seperti apa warna suaranya, apa yang membuat warna suara tersebut muncul, bagaimana bentuk mulut orang itu ketika bicara, bagaimana ia mengucapkan konsonan tertentu, bagaimana tempo bicara dan aksen bicaranya, dan lain sebagainya.
Dengan mengetahui bagaimana seseorang bersuara, pemeran akan lebih mudah tahu bagian mana yang harus ia ubah agar suaranya mirip dengan tokoh yang akan ia mainkan.
Apa Latihan Suara Terbaik?
Setelah tahu apa saja tujuan latihan suara dan apa saja yang harus dilatih di nomor latihan suara ini, pertanyaan selanjutnya tentu apa latihan suara terbaik untuk pemeran? Sebelum kami mengatakan apa latihan suara terbaik untuk pemeran, perlu diketahui bahwa ada banyak sekali bentuk latihan suara terbaik yang bisa kalian ikuti. Intinya, bentuk-bentuk latihan suara itu harus mencapai tujuan-tujuan yang sudah kami sebutkan di atas. Visinya sama, misinya boleh berbeda. Lalu apa latihan suara terbaik untuk pemeran?
Pernapasan
Aspek yang harus dilatih pertama kali sebelum masuk ke aspek lain dalam suara adalah pernapasan. Pemeran harus memiliki olah napas yang baik, tidak harus panjang, tapi efisien. Karena ada beberapa manusia yang memiliki tipikal napas pendek. Tapi ketika mereka tahu bagaimana mengolah napas mereka, napas pendek tak jadi masalah.
Dalam pernapasan, kalian perlu tahu jenis-jenis pernapasan terlebih dahulu. Dalam buku Menjadi Aktor yang ditulis oleh Suyatna Anirun ada 3 jenis pernapasan. Pertama adalah pernapasan dada. Ciri dari pernapasan ini adalah rongga dada mengembang ketika menarik nafas. Dalam pernapasan dada, akan terlihat jelas rongga dada, bahu, dan tenggorokan menegang dan alat suara yang terletak di tenggorokan dan pengucapan lain akan jadi kaku. Menurut Suyatna Anirun, pernapasan dada membuat suara yang dilontarkan terdengar tegang dan kaku sehingga tidak disarankan untuk dipergunakan.
Jenis pernapasan yang berikutnya adalah pernapasan perut. Ciri dari nafas ini adalah perut yang mengembang saat menarik napas. Cara ini tidak membuat kaku di tenggorokan dan bahu sehingga suara yang tegang dan kaku tidak akan terdengar.
Jenis pernapasan terakhir adalah pernapasan diafragma. Menurut Suyatna Anirun dan mungkin banyak guru vokal, pernapasan diafragma adalah bentuk pernapasan yang paling efektif. Diafragma sendiri ada di antara rongga dada dan rongga perut. Untuk tahu apakah kalian menggunakan pernapasan diafragma, letakkan tangan di kanan dan kiri rusuk. Ketika kita menarik napas, bagian itulah yang akan terasa mengembang saat menarik napas.
Suyatna Anirun menuliskan dalam bukunya Membangun Tokoh bahwa cara kerja pernapasan diafragma adalah seperti ini; ketika kita menghirup napas, pusat diafragma akan bergerak ke arah depan dan ke bawah. Gerakan itu akan mengakibatkan bagian bawah dari tulang rusuk berkembang dan mendorong rusuk bagian atas ke arah depan. Dengan cara ini rongga paru-paru akan penuh terisi udara. Lalu pada waktu menghembuskan napas, pusat diafragma akan kembali pada posisi semula dan memberikan tambahan kekuatan dalam mengeluarkan atau menghembuskan napas.
Bentuk latihan pernapasan sendiri ada banyak. Salah satu yang paling sering dilakukan adalah dengan langkah-langkah berikut;
- Duduk bersila dengan posisi badan tegak tapi tidak kaku.
- Tarik napas dengan menggunakan hidung dan upayakan untuk menggunakan pernapasan diafragma. Jika diafragma dirasa masih terlalu sulit, maka kalian bisa menggunakan napas perut. Untuk tahu apakah kalian menggunakan napas perut atau napas dada adalah dengan melihat pundak kalian. Jika pundak masih naik dan dada masih membusung, maka kalian masih menggunakan napas dada. Sementara ketika perut kalian yang mengembang, maka kalian sudah berhasil menggunakan napas perut.
- Setelah menarik napas, kalian bisa mengeluarkannya dengan berdesis atau dihembuskan saja lewat mulut.
- Jika dengan duduk masih sulit, kalian bisa tiduran. Ketika manusia tidur, kebanyakan akan memakai napas perut secara tak disadari. Nah, kalian tinggal menyadari saja sekarang. Setelahnya praktekkan kembali dengan posisi duduk.
- Langkah ini bisa diulang beberapa kali sampai kalian bisa melakukan napas perut dengan rileks.
- Jika napas perut sudah dikuasai, maka cobalah untuk menggunakan napas diafragma. Cara mengeceknya adalah dengan merasakan rusuk bagian kanan dan kiri. Ketika kalian merasa ada kontraksi di rusuk bagian kanan dan kiri saat menarik napas, maka kalian sudah berhasil menggunakan pernapasan diafragma.
- Lakukan latihan ini berulang.
- Tahap berikutnya, kalian bisa melakukan latihan tarik, tahan, hembuskan. Caranya sama, kalian tinggal menarik napas menggunakan hidung, lalu menahannya beberapa saat, lalu menghembuskannya melalui mulut.
- Untuk melatih stamina napas kalian, kalian bisa menghitung tiap tahap. Maksudnya, pada tahap menarik napas, hitung 8 detik. Usahakan kalian bisa menarik seluruh udara masuk ke dalam tubuh dalam 8 detik.
- Langkah selanjutnya tahan selama 8 detik.
- Ketika menghembuskan juga hitung 8 detik. Udara dalam tubuh kalian harus habis tepat di detik ke-8. Jangan dihembuskan di awal semua, tapi keluarkan bertahap sampai 8 detik. Pastikan di detik ke-8 tidak ada udara yang tersisa.
- Durasi tarik, tahan, dan hembuskan ini bisa kalian tambah menjadi 10, 12, 15, dan tak terhingga. Latihan tarik, tahan, dan hembuskan dengan durasi ini bisa melatih kalian mengatur napas dan melatih agar napas lebih panjang.
Itu adalah salah satu bentuk latihan napas yang bisa kalian pakai. Fokus dari latihan pernapasan ini adalah melatih stamina napas si pemeran. Selain latihan itu, ada bela diri yang menggunakan pernapasan dan bisa kalian pakai untuk melatih napas. Salah satu bela diri tersebut adalah Tai Chi. Dalam beberapa gerakan Tai Chi ada latihan napas yang bisa kalian pakai.
Selain Tai Chi juga ada PGB Bangau Putih atau jika kalian tak suka bela diri, kalian bisa menggunakan Yoga yang jenisnya banyak sekali. Ada banyak sekali latihan napas yang bisa kalian pakai. Hal yang terpenting adalah kalian harus latihan napas. Jangan bilang “Kan dari lahir udah napas”. Lha emang iya, tapi kan situ nggak pernah tahu potensi napas yang kalian miliki. Dilatih biar siap dipakai!
Melatih Artikulasi Di Latihan Suara Terbaik
Artikulasi atau kejelasan ucapan adalah latihan dasar yang penting dalam nomor latihan suara terbaik. Ada banyak sekali bentuk latihan artikulasi. Salah satu yang paling umum di latih adalah mengucapkan huruf vokal A, I, U, E, O dengan jelas. Latihan itu bisa dijadikan satu dengan latihan napas. Jadi, jika di latihan pernapasan tadi kalian hanya menghembuskan napasnya saja, kalian bisa menambahnya dengan mengucapkan huruf-huruf vokal tersebut.
Langkah pertama bisa dimulai dengan menyebutkan huruf A panjang sampai napas habis. Tentunya dengan volume suara yang tinggi. Lalu menyebutkan huruf A terpotong-potong hingga napas habis. Kalian kemudian bisa mengganti huruf vokal tersebut dengan huruf konsonan tertentu.
Selain latihan itu, kalian juga bisa latihan membaca cepat dan lambat. Kalian bisa mulai dengan membaca lambat. Kalian bisa mengambil koran atau bacaan apapun lalu membacanya dengan tempo selambat mungkin. Pastikan semua pengucapan huruf dan katanya jelas.
Pada tahap berikutnya, kalian bisa membaca dengan tempo yang lebih cepat tapi tetap mempertahankan kejelasan ucapan. Latihkan ini berulang untuk membuat artikulasi kalian dalam mengucapkan dialog terdengar jelas.
Bentuk latihan suara terbaik lainnya dalam aspek artikulasi bisa juga dengan membaca berbisik. Caranya sama seperti membaca dengan tempo lambat atau cepat, tapi sekarang kalian harus membacanya dengan berbisik. Pengucapan tiap huruf dan kata harus tetap terdengar jelas. Volume suara juga harus keras. Latihan membaca berbisik ini bisa melatih kekuatan suara sekaligus artikulasi.
Melatih Proyeksi
Dalam latihan suara terbaik, setelah artikulasi kita juga harus melatih proyeksi suara. Dalam konteks latihan suara terbaik, proyeksi artinya tembakan suara. Contoh kasus, ketika kalian bicara dengan orang yang ada di dekat kalian, pasti tembakan suaranya cenderung dekat dan suaranya jadi tidak sangat keras. Tapi ketika kalian berbicara dengan orang yang jauh jaraknya dengan kalian, maka proyeksi atau tembakan suara kalian akan jadi lebih jauh.
Proyeksi tidak hanya terpengaruh dekat jauhnya lawan bicaramu. Jika kalian sedang berbicara di tengah keramaian, meski jaraknya dekat, kalian harus tetap berbicara dengan volume keras karena suasana di sekitar yang mengharuskan kalian menaikkan volume suara agar lebih terdengar. Jika kita melihat dari sudut pandang penonton, maka penonton terbantu dengan volume yang lebih keras. Terbantu untuk menyadari bahwa kalian sedang ada di tempat yang ramai. Atau sederhananya, imajinasi dan logika penonton terbantu dengan tinggi rendahnya volume kalian.
Lalu apa saja bentuk latihan proyeksi? Ada banyak latihan proyeksi. Salah satunya adalah melatih tembakan suara. Kalian bisa ada di posisi yang sama seperti latihan napas, lalu mencoba untuk membayangkan suara kalian seperti anak panah yang ditembakkan ke arah-arah tertentu. Imajinasikan suara kalian bisa menyentuh titik-titik tersebut. Kalian bisa memulai dengan titik yang dekat, lalu berkembang menjadi titik yang lebih jauh. Titik-titik itu awalnya diletakkan di depan mata kalian, artinya masih terlihat mata.
Tahap berikutnya, kalian bisa meletakkan titik itu di belakang kepala lalu membayangkan menembakkan suara ke arah belakang kepala. Langkah selanjutnya jauhkan titik tersebut dari belakang kepala. Lalu kalian bisa mengubah titiknya ke kanan atau kiri dan menjauhkan titik tembakan itu. Dalam latihan ini kalian akan mendapati bentuk tubuh yang lain saat menembakkan suara tersebut ke titik manapun. Salah satu contoh, ketika menembakkan suara ke belakang, biasanya gerakan leher kalian akan sedikit ke belakang.
Mengenali Suara Di Latihan Suara Terbaik
Seperti yang kami sudah sebut di atas, salah satu tujuan yang juga penting dalam latihan suara terbaik adalah mengenali suara. Kita harus tahu bagaimana suara secara umum diproduksi sebelum kemudian kita tahu bagaimana secara spesifik suara kita diproduksi. Tujuan dari latihan mengenali suara ini adalah tahu kenapa warna suara kita bisa keluar dengan warna macam itu dan bagian mana saja yang berkontraksi ketika kita bersuara.
Suyatna Anirun menyebutkan di Menjadi Aktor mekanisme fisiologis terjadinya suara.
- Menurutnya, suara dimulai dari sebuah impuls atau dorongan dalam motor cortex otak.
- Dorongan itu kemudian membuat napas masuk dan keluar dari tubuh.
- Napas kemudian melakukan kontak dengan pita suara yang menyebabkan getaran. Getaran itulah yang membuat vibrasi dalam aliran napas.
- Vibrasi itu kemudian diperkuat oleh resonator dan hasilnya suara yang dilafalkan dengan bibir dan lidah dengan bentuk tertentu yang menghasilkan suara tertentu.
Dengan memahami mekanisme itu, kita berupaya untuk tahu bagaimana cara kita memproduksi suara dan bagaimana warna suara kita serta cara kita bicara bisa lahir. Kesadaran diri yang tinggi dibutuhkan di tahap ini.
Setelah itu, dari mekanisme tersebut kita sedikit banyak bisa menyimpulkan bahwa mungkin yang merubah warna suara adalah ketika kita merubah cara udara bersentuhan dengan pita suara. Misalnya begini; ketika kalian bicara, mungkin tidak terasa gatal di areal tenggorokan karena pita suara tidak bersentuhan cukup banyak dengan udara. Maka ketika kita mau merubah warna suara jadi agak serak, kita buat udara bersentuhan lebih banyak dengan pita suara. Hasilnya akan terasa tenggorokan yang agak serak. Begitu juga dengan bentuk suara lain yang harus kalian temukan ciri dan tandanya.
Selain soal interaksi antara udara dan pita suara, cara melafalkan juga bisa merubah warna suara. Misalnya kalian bicara dengan bentuk bibir yang cenderung lurus dan biasa saja. Sekarang coba ubah bentuk bibir kalian jadi lebih maju seperti mau mencium. Suara kalian pasti akan berubah secara otomatis.
Lidah juga jadi bagian penting yang bisa membantu mengubah warna suara. Kalau di lidah, coba ubah cara mengucapkan huruf-huruf tertentu. Misalnya pada pengucapan huruf D. Jika D yang biasa lidah akan menempel di langit-langit mulut bagian tengah, sekarang coba pindah letak lidah menempel menjadi di gigi depan bagian atas. Sedikit banyak akan merubah warna suara dan pastinya cara bicara.
Latihan yang kami tulis ini hanya permukaannya saja. Jika ada kesempatan lagi, kami akan menuliskan bentuk latihan yang lebih spesifik.
Ada banyak sekali latihan suara terbaik yang bisa kalian pakai untuk membuat suara kalian siap digunakan. Apa yang kami sebutkan di atas baru sejumput dari sekian juta metode latihan suara terbaik. Suara adalah bagian yang penting dan tidak boleh dilupakan seorang pemeran. Tommaso Salvini, seorang aktor klasik Italia, yang menjadi inspirasi Stanislavski saja ketika ditanya apa yang paling penting dari seni peran menjawab “Suara, suara, dan suara”.