Life is Beautiful; Yang Membuat Benigni Mendapat Oscar

Kalau kamu belum menonton Life is Beautiful, maka kamu harus segera menontonnya! Film ini adalah salah satu film yang wajib kalian tonton. Kenapa harus ditonton? Sekedar informasi saja, Roberto Benigni adalah aktor pertama dan satu-satunya sepanjang sejarah Oscar yang berhasil mendapatkan Best Actor karena permainannya di film berbahasa asing. Sampai saat ini belum ada satupun aktor dari film berbahasa asing yang berhasil mendapatkan Best Actor.  Pol mentok paling hanya nominasi saja.  

Sementara secara umum, Benigni adalah aktor kedua yang mendapatkan penghargaan pemeran terbaik yang berasal dari film berbahasa selain Inggris. Sebelumnya ada Sophia Loren yang menjadi Best Actress di tahun 1961. Karena Roberto Benigni adalah satu-satunya, maka menarik rasanya kalau kita bahas kenapa ia bisa menang. Apa yang membuat akting Roberto Benigni begitu membekas sampai-sampai membuatnya mendapatkan Oscar? Mari kita bahas! 

Sebenarnya Tidak Ada Capaian yang Signifikan

Yes! Sayangnya itu yang terjadi. Memang tidak ada capaian yang signifikan dari permainan Roberto Benigni. Kami tentu tidak asal ceplos soal ini. Sebelum menonton Life is Beautiful, kami sudah melihat beberapa film Roberto Benigni sebelumnya. Selain itu kami juga melihat interview yang dilakukan Roberto Benigni sebelum Life is Beautiful dan setelahnya. Hasilnya? Hampir tidak ada perubahan sama sekali dalam permainan Roberto Benigni. 

Coba perhatikan video interview Robert Benigni yang dilakukan tahun 1986 berikut ini, 13 tahun sebelum Life is Beautiful;

Dalam video tersebut, perhatikan caranya berjalan, lambaian tangannya, serta warna suaranya. Kemudian coba bandingkan dengan apa yang dilakukannya di Life is Beautiful berikut ini;

Coba perhatikan cara berjalan, warna suara, dan beberapa laku pundak serta torsonya. Kami sengaja mengabaikan laku tangannya karena kami rasa seperti itulah tangan khas orang-orang Italia. Dari cara berjalan, warna suara, gerakan pundak dan torso, bahkan pergerakan kepala terlihat tidak ada perubahan. 

Dari cara berjalan misalnya, kamu bisa perhatikan bahwa bentuk telapak kaki Roberto Benigni yang asli agak dibuka, mungkin selebar 90 derajat, berbentuk V. Lalu perhatikan juga cara berjalan Roberto Benigni di Life is Beautiful. Disana bentuk telapak kakinya sama persis dengan bentuk kaki Roberto Benigni yang asli. Tidak ada perubahan. Setelah itu, masih soal caranya berjalan, tapi kali ini di bagian pundak. Perhatikan bagaimana pada hampir setiap momen berjalan, Benigni menaik turunkan pundaknya. Perhatikan momen berjalan Benigni di video interview yang sedikit itu, lalu bandingkan dengan cara berjalan Benigni di Life is Beautiful. Hampir tidak ada perubahan. Hal yang sama juga terjadi pada laku tubuh yang lain. Kami sempat berpikir, apakah mungkin karena laku tubuh khas orang Italia yang kuat membuat torso serta pundak Benigni bergerak dengan cara yang sama? Tapi kami mencoba melakukan pemeriksaan pada pemain lain yang berkebangsaan Italia di film tersebut dan hasilnya tidak. Setiap orang yang berkebangsaan Italia di Life is Beautiful, meski menggunakan gerakan tangan khas itu, tetap memiliki laku pundak dan torso yang berbeda. 

Lalu pada warna suara. Kami mengabaikan aksen, karena pertama, kami tidak punya banyak pengetahuan tentang aksen di Italia. Meski kami tahu bahwa Italia punya 34 aksen, tapi kami kesulitan mendengarkan perbedaan dari setiap aksen tersebut. Jadi soal aksen, kami lewatkan. Tapi soal warna suara tidak bisa kami lewatkan. Sekali lagi, coba dengarkan dengan seksama Roberto Benigni ketika berada di interview yang terjadi 13 tahun yang lalu sebelum Life is Beautiful dirilis, dan bandingkan dengan ia di Life is Beautiful. Ada perbedaan? Sejauh pendengaran kami, tidak ada perbedaan. Warna suaranya sama persis. Tidak ada perbedaan sama sekali. 

Jika kita sepakat bahwa tokoh adalah manusia lain yang bukan diri si aktor, maka Roberto Benigni tidak sangat berhasil memainkan Guido. Ia tidak memiliki perubahan fisiologis yang signifikan. Aspek sosiologisnya pun tidak terwujudkan dengan baik. Lalu bagaimana dengan permainan emosi dan caranya menjalankan pikiran dan perasaan? Hasilnya, menarik hampir di semua adegan. Benigni berhasil mempercayai semua yang dilakukannya.

Misalnya ketika Guido bersama anaknya di atas truk. Kita bisa melihat Benigni berbohong dengan baik pada anaknya. Jika kamu duduk sebagai penonton, maka kamu akan melihat cara berbohong yang aneh dan terbaca. Dari mulai kecepatannya bicara, banyaknya jeda pada setiap ucapannya, serta lemparan pandangan mata. Tapi coba perhatikan baik-baik, penonton seperti sengaja dibawa ke sudut pandang Giosue, anaknya. Sehingga kita kemudian jadi menikmati kebohongan Guido yang kurang lihai itu. 

Hal yang sama terjadi ketika Giosue dan Guido pertama kali masuk ke penjara, dan melihat orang-orang menggunakan pakaian penjara. Pada adegan tersebut cara berpikir Benigni menarik. Ia melihat ke arah tahanan terlebih dahulu, melihat ke anaknya, lalu dengan cepat menjalankan pikirannya untuk menenangkan anaknya dan berkata dengan tertawa. Ini sepertinya relevan dengan tokohnya yang cerdas dan pemikir yang cepat dan tanggap. Pola yang sama juga terjadi ketika anaknya bertanya kapan permainan ini akan selesai. Guido berpikir dengan cepat, kebingungan di detik pertama, tapi dengan cepat menutupinya. 

life is beautiful

 

 

Kita bisa melihat dengan jelas kegugupan Guido ketika ia berbohong pada anaknya. Bagaimanapun kita bisa melihatnya sedang berbohong. Kita bisa melihat dari caranya memandang dan dari permainan kecil tangannya ketika mengucapkan kebohongan. Tapi sekali lagi, kita dibuat maklum dengan kebohongan yang jelas itu karena kita dipaksa mendengarkan kebohongan tersebut dari sudut pandang Giosue. 

Adegan dengan perjalanan emosi yang menarik lainnya terjadi ketika si profesor malah ngasih tebak-tebakan ke Guido. Di adegan tersebut perjalanan pikiran dan perasaan Benigni menarik sehingga memunculkan ekspresi yang juga menarik. Sebelumnya ia sudah sangat percaya diri bahwa si profesor akan membantunya. Ternyata ketika si profesor hanya memberi tebak-tebakan, kekecewaan Guido terlihat dengan baik. Perhatikan matanya. Mata Guido bermain dengan sangat baik. Matanya berhasil menunjukkan kekecewaan yang ada dalam dirinya. Tapi karena tokoh ini adalah seorang periang, ia sekaligus berhasil menutupi kemarahan dan rasa kecewa yang besar itu.  

Tapi kami merasa permainan emosi dan pikiran Benigni jauh lebih menarik ketika ia sudah memiliki anak. Sementara di bagian sebelumnya, kami merasa hampir semua akting Benigni dihitung. Apakah masalah jika dihitung? Tentu tidak. Akan menjadi masalah ketika akting yang dihitung itu terlihat tidak segar. Masalahnya, beberapa adegan, seperti misalnya ketika ia menaikkan topinya, terasa sangat dihitung. Tidak terlihat segar, meskipun lucu. Begitu juga dengan beberapa adegan lainnya. Semua garis blocking yang dihadirkan terlihat sangat dihitung. Tak masalah jika dihitung, asal segar. Selain segar, harus penuh dengan motivasi yang jelas. Persoalannya, terkadang bentuk itu semata hanya bentuk, tidak memiliki motivasi. Bolehkah? Tentu boleh. Tepatkah? Dalam kaidah seni peran yang ideal, tidak. 

  

Kenapa Roberto Benigni Akting Seperti Itu di Life is Beautiful?

Lalu pertanyaan berikutnya adalah kenapa? Kami sengaja mencari perjalanan hidup dan keaktoran Roberto Benigni untuk mengetahui kenapa ia memiliki kecenderungan bermain seperti di Life is Beautiful dan di beberapa filmnya yang lain. Kami menemukan informasi tersebut di The Guardian, sebuah interview yang dilakukan oleh Adrian Woottoon pada Sabtu, 7 November 1998. Untunglah masih ada jejaknya, kalau di Indonesia, pasti nihil. Kamu bisa ngecek langsung wawancaranya disini

Di dalam wawancara itu disebutkan bahwa Roberto Benigni sempat mengikuti kelompok sirkus bernama Drolin. Disana ia sempat menjadi asisten seorang pesulap. Dari sana kami kemudian jadi tahu dari mana Benigni mendapatkan gaya aktingnya. Ia tentu belajar banyak dari lingkungan sirkus yang ia jalani sedari kecil. Terlebih lagi sejak ia menjadi asisten si pesulap, ia sering diminta berpura-pura tanpa pengetahuan dasar akting yang tepat, sekedar berpura-pura saja. Dari sana kami rasa bentuk akting yang sedikit banyak dihitung dan terlihat berpura-pura yang dimiliki dan dilakukan Benigni di Life is Beautiful berasal. 

Selain itu ditambah lagi dengan kekaguman Benigni terhadap kekonyolan serta kelucuan Charlie Chaplin. Benigni juga menyebutkannya di interview tersebut. Kami jadi lumrah ketika Benigni melakukan gerakan mengangkat topi menggunakan tongkat yang ditaruh di belakang kepala. Gerakan itu adalah milik Charlie Chaplin. Termasuk semua blocking yang dihitung dan terasa kosong. Kami sekali lagi jadi tahu dari mana bentuk itu berasal. 

life is beautiful

 

 

Lalu, Kenapa Benigni Berhasil Mendapatkan Oscar? 

Sekarang pertanyaannya adalah kok bisa? Benigni tak ada capaian fisiologis. Permainan emosinya memang menarik, tapi tidak dalam. Kalau kami bisa bilang, Benigni bukan ada dalam kacamata selera voter di Oscar. Tapi kenapa ia berhasil mendapatkan Oscar? Kami rasa kuncinya ada pada cerita dan posisi tokoh Guido dalam cerita. 

Posisi tokoh Benigni benar-benar menjadi pusat. Semua alasan terjadinya peristiwa adalah Guido. Mungkin itu yang membuat tokoh ini makin kuat. Kombinasi komedi dengan timing yang tepat, dan posisi Guido atas peristiwa di film jadi alasan kenapa Benigni bisa menjadi Best Actor Oscar.

Selain itu kombinasi kekejaman Nazi yang sudah jadi pengetahuan umum para penonton, unsur cerita, dan kepolosan Giosue menjadi kunci kenapa akting Benigni terasa meyakinkan dan menarik. Kita, sebagai penonton dipaksa untuk menikmati permainan Benigni dari sudut pandang Giosue. Hal itu membuat permainan Benigni terasa luruh. Kalau dalam mungkin tidak, karena mungkin tokohnya tak memiliki kesempatan untuk bermain dalam. Tapi kalau luruh, Benigni bermain sangat luruh. Meskipun masih jadi tanda tanya, apakah Benigni benar-benar menjadi orang lain atau ia berhasil menang karena kekuatan cerita dan unsur lain yang ada di Life is Beautiful. 

Ini menurut kami. Sekarang coba tulis pendapatmu! 

Terima kasih, viva aktor

About The Author